Meso nan Memesona

By , Rabu, 26 September 2012 | 17:54 WIB

DI HUTAN Mangrove DEKAT PESISIR TIMUR AMERIKA TENGAH, DI TEPI KARANG MESOAMERIKA, DUNIA TERBAGI DUA: bagian atas dan bawah. Seraya mematikan mesin dan menambatkan perahu, saya dan Will Heyman, ahli biologi kelautan yang men­dampingi saya, memandang kesederhanaan bagian atas.

Kami berlindung dari teriknya sinar matahari April di keteduhan hutan, dan melihat mahkota hijau salah satu hutan tropis berkeanekaragaman rendah yang sebagian besarnya hanya ditumbuhi oleh satu spesies pohon, yakni mangrove merah.

Salinitas tinggi, badai laut, dan lumpur yang miskin oksigen menghambat kehidupan di kaki hutan mangrove, sehingga tidak banyak yang bisa kami lihat di bawah kanopi. Kadang-kadang kami melihat anggrek. Sesekali, sulur. Sepasukan kepiting yang menjaga lubang-lubang di lumpur. Seekor kepiting hutan mangrove besar di dahan rendah. Beberapa ekor serangga. Burung bangau tiga warna yang berpijak di akar mangrove.

Saya membungkuk di atas perahu untuk mengambil sampel lumpur sekitar akar, dan tanpa sengaja mengeduk serpihan tembikar. Hutan mangrove di Karang Mesoamerika berlokasi di tepian wilayah peradaban Maya kuno. Saya berpikir untuk menyelipkan secuil suvenir ke saku—de­ngan banyaknya serpihan yang berserakan, apa salahnya?

“Aturannya ketat, ambil seperlunya saja,” kata Heyman. Saya melemparkan kembali serpihan-serpihan itu, dan kami menggerakkan tiang untuk pindah ke tempat lain. Di permukaan air yang tenang, kami menyaksikan keajaiban bagian bawah.

Di permukaan air, tampaklah jalinan akar yang menjulur ke bawah bagaikan janggut acak-acakan berhias alga, ular bintang ramping, bintang laut gendut, tumbuhan penyaring mirip vas transparan bernama tunicate­—dengan “tunik” oranye, ungu, atau putihnya—terumbu karang lunak, tiram, dan spons beraneka warna. Tidak ada yang polos di sini.

Hutan mangrove adalah tempat pembibitan krusial. Berbagai kelompok ikan kecil, masing-masing menyerupai gumpalan awan pucat beranggotakan ikan-ikan tembus pandang, me­lintasi lengkungan akar bergaya mirip arsi­tektur Moors. Gumpalan terpucat nyaris tidak kasat mata, terdiri atas bayi-bayi ikan yang bahkan lebih kecil daripada larva nya­muk.

Makhluk-makhluk mungil ini masih ter­lalu kecil untuk dikenali. Apakah mereka ditakdirkan tumbuh besar di tengah hamparan rumput laut, atau terumbu karang, atau laut lepas, atau di hutan mangrove ini? Terlalu dini untuk diketahui. !break!

Itulah sistem karang di Amerika Tengah. Masing-masing komponen dari dunia yang terdiri dari tiga bagian—hutan mangrove, padang rumput laut, dan terumbu karang—terbagi dua lagi: dunia atas yang sangat seder­hana, dunia bawah yang luar biasa rumit.

Sistem Karang Mesoamerika membentang hingga lebih dari 965 kilometer di pesisir Meksiko, Belize, Guatemala, dan Honduras. Sepupu Australianya, Great Barrier Reef, jauh lebih besar dengan panjang 2.300 kilometer—struktur terbesar yang diciptakan makhluk hidup di muka planet ini. Tetapi, Karang Mesoamerika, dengan panjang tidak sampai setengahnya, lebih menawan dengan kekhasannya sendiri.

Kontur lempeng benua di sini mendorong pertumbuhan terumbu karang di dasar laut. Di beberapa tempat, terumbu karang mulai tampak sekitar beberapa ratus meter dari pantai, sementara di tempat-tempat lainnya hingga 32 kilometer dari pantai. Dasar laut di sini menunjang kehidupan beraneka tipe karang dan koral khas Hemisfer Barat.

Kelebihan Karang Mesoamerika jika dibandingkan dengan saudaranya di Australia adalah kedekatannya dengan daratan dan keakrabannya dengan habitat-habitat dekat pantai. Di sini, hutan mangrove, padang rumput laut, dan terumbu karang dipersatukan oleh arus, pasang surut laut, dan kebutuhan yang sama sehingga mustahil untuk dipisahkan.

Mangrove