Meso nan Memesona

By , Rabu, 26 September 2012 | 17:54 WIB

Hutan mangrove Mesoamerika membentuk sejumlah garis pertahanan bagi sistem karang. Garis pertama adalah pepohonan mangrove tinggi di sepanjang garis pantai hingga mulut sungai-sungai pasang surut. Garis kedua, dan kadang ketiga dan keempat, berada di lepas laut, di tempat biji-biji mangrove lancip menancapkan akarnya di sepanjang lembah laut yang dangkal.

Pulau kecil lambat laun terbentuk di bawah masing-masing kelompok pohon mangrove. Pulau-pulau kecil itu kemudian membesar—pulau mangrove—dan berjajar. Gugusan pulau mangrove berfungsi sebagai tabir, menguntungkan rumput laut dengan menurunkan laju ombak, dan terumbu karang dengan menjaring lumpur, pupuk, dan racun agar tetap berada di pulau.

Hutan mangrove, selain memberikan pertahanan, juga menghasilkan humus. Daun yang dihasilkan mencapai berton-ton per hektare setiap tahun. Jamur dan bakteri, yang menguraikan dan memakan sampah daun itu akan dimakan juga oleh cacing dan krustasea. Keduanya akan menjadi makanan ikan-ikan kecil, yang merupakan mangsa bagi ikan besar, burung, dan buaya.

Rantai kehidupan mengalir keluar dari hutan mangrove menuju laut. Pada saat yang sama, arus kehdupan juga mengalir masuk: telur, larva, dan kadang-kadang hewan karang betina yang tengah hamil, yang menggunakan hutan mangrove sebagai tempat bertelur. Ikan yang bisa menjadi contoh tepat bagi siklus kehidupan ini—taman kanak-kanak di hutan mangrove, kuliah di karang—adalah ikan kakatua.!break!

Spesies ini memiliki nama Latin sempurna, Scarus guacamaia, dari bahasa asli Taino huaca­mayo, yang berarti “nuri.” Keduanya sangat mirip: Ikan ini memiliki paruh beo dan warna biru kuning khas nuri. ikan kaka­tua meng­habiskan masa kecilnya di hutan mang­rove, sesuram burung gereja, dan berakhir dengan sisik berwarna-warni di terumbu karang, dengan panjang lebih dari satu meter, men­jadikannya ikan herbivora terbesar di Atlantik.

Hutan mangrove tidak hanya penting bagi Scarus guacamaia. Keberadaannya diperlukan. Jika hutan mangrove dibabat sebagian, misalnya untuk tujuan pariwisata, spesies penghuninya cende­rung akan punah secara lokal, dan dampaknya akan menyebar. Koevolusi menyeimbangkan hubungan terumbu karang dan ikan kakatua.

Ketika herbivora berparuh mirip tanduk itu menghilang, karang akan berkurang, koral-koralnya akan habis tertutup lapisan alga yang biasanya menjadi makanan ikan kakatua.

John Muir mengungkapkan apa yang mungkin terjadi jika manusia meng­acak-acak ekosistem yang tenang. “Cermatilah apa pun, dan kita akan menemukan kaitannya dengan segala sesuatu di alam semesta,” tulisnya. Contoh tepatnya adalah ikan kakatua. Karang Mesoamerika merupakan satu bagian dari dunia yang memiliki saling keterkaitan yang erat.

Rumput laut

Padang rumput laut diawali oleh bertunasnya spesies pionir semacam shoal grass, dengan bilah ramping dan ratanya; atau manatee grass, yang menjuntai mirip benang. Rerumputan pionir akhirnya digantikan oleh turtle grass, spesies klimaks, yang bilah sabuknya bisa mencapai 60 sentimeter.

Dari beraneka ragam spesies rumput laut yang teridentifikasi di Amerika Tengah, turtle grass pa­ling umum ditemukan. Seperti lainnya, spesies ini berjenis angiosperma, tumbuhan berbunga, yang telah memecahkan masalah penyerbukan di bawah air dan telah menguasai penyebaran buah, yakni menjatuhkannya dan membiarkannya terbawa arus. Reproduksi seksual bukan kegemaran spesies ini.

Pada sebagian besar waktu, turtle grass tidak aktif secara seksual. Pelestarian dan perluasan padang rumput laut lebih sering terjadi dengan reproduksi vegetatif—tumbuhnya tunas secara aseksual melalui batang yang tertanam.