Sebelum Stonehenge

By , Jumat, 25 Juli 2014 | 14:55 WIB

Teknologi mereka memang masih Zaman Batu, tetapi visi masyarakat ini satu milenium lebih maju. Lima ribu tahun silam, penduduk kuno Orkney—gugusan pulau subur tepat di ujung bagian utara Skotlandia modern—mendirikan bangunan monumental rumit yang tak mirip dengan apa pun.

Mereka menambang ribuan ton batu pasir halus, memotongnya, kemudian meng­angkutnya sejauh beberapa kilometer ke bukit berumput dengan pemandangan gamblang pedesaan di sekitarnya. Dinding-dinding tinggi dan mengesankan yang mereka bangun mendatangkan rasa kagum dari para centurion atau komandan pasukan Romawi, yang sekitar 30 abad setelahnya, membangun Tembok Hadrian di bagian lain Britania.

Terkungkung dalam dinding-dinding itu terdapat lebih dari dua lusin bangunan, yang salah satu di antaranya merupakan struktur beratap terbesar yang pernah dibangun pada masa prasejarah Eropa bagian utara. Struktur ini panjangnya lebih dari 25 meter dan lebar 19 meter, dengan dinding-dinding setebal empat meter. Kompleks itu memiliki jalan setapak berlapis batu, hiasan batu berukir, muka bangunan yang berwarna-warni, serta atap yang terbuat dari batu.

Mari kita percepat waktu lima milenium kemudian ke tanjung indah yang dikenal sebagai Ness of Brodgar itu. Di sinilah satu tim arkeolog, profesor universitas, mahasiswa, dan sukarelawan menyingkap koleksi bangunan megah yang telah lama tersembunyi di bawah sebuah lahan pertanian. Arkeolog Nick Card, kepala penggalian University of the Highlands and Islands, mengungkapkan bahwa penemuan terbaru dari reruntuhan menakjubkan ini meng­ubah prasejarah Inggris sepenuhnya.

“Kompleks ini hampir sebesar situs klasik besar di Mediterania seperti Acropolis di Yunani, hanya saja usianya 2.500 tahun lebih tua. Seperti Acropolis, kompleks ini dibangun untuk mendominasi lanskap—untuk membuat terkesan, menimbulkan kekaguman, mendatangkan inspirasi, mungkin bahkan untuk mengintimidasi siapa pun yang melihatnya.”

Meskipun biasanya disebut sebagai candi, struktur tersebut kemungkinan telah me­menuhi berbagai fungsi lain selama seribu tahun penggunaannya. Jelas bahwa kompleks ter­sebut dijadikan tempat berkumpul untuk ritual musiman, perayaan, serta perdagangan.

Temuan ini menjadi lebih menarik karena reruntuhan itu didapati di jantung salah satu koleksi monumen kuno terpadat di Britania.!break!

Berdirilah di “Ness” hari ini, dan kita akan melihat dengan mudah sejumlah struktur Zaman Batu ikonis, membentuk pusat dari situs Warisan Dunia yang disebut Heart of Neolithic Orkney—Jantung Orkney Neolitikum. Di bukit berselimut semak satu kilometer jauhnya, berdirilah lingkaran batu raksasa yang dikenal sebagai Ring of Brodgar. Lingkaran batu seremonial kedua, Stones of Stenness yang tersohor, bisa dilihat di seberang jalan mobil yang mengarah ke Ness. Dan 1,5 kilometer jauhnya, terdapat gundukan angker yang disebut Maes Howe, makam berkamar luas yang berusia lebih dari 4.500 tahun. Jalan masuknya dalam posisi sejajar, untuk mendapatkan sinar saat matahari pada malam titik balik matahari musim dingin, menerangi ruang dalamnya.

Maes Howe juga sejajar dengan poros tengah dan pintu masuk menuju candi yang baru ditemukan di Ness. Mereka menduga bahwa reruntuhan yang baru-baru ini ditemukan tersebut bisa jadi merupakan kepingan kunci untuk puzzle lebih besar, yang keberadaannya tak pernah disangka oleh siapa pun.

Sampai sekurangnya 30 tahun lalu, Ring of Brodgar, Stones of Stenness, dan makam Maes Howe dipandang sebagai monumen terisolasi dengan sejarah yang terpisah. “Apa yang disampaikan Ness kepada kita adalah bahwa ini merupakan lanskap yang lebih terintegrasi daripada yang pernah disangka siapa pun,” ungkap Card. “Semua monumen ini terkait erat dalam suatu rancangan besar. Dan orang-orang yang membangun semua ini merupakan masyarakat yang jauh lebih kompleks dan cakap daripada yang biasanya digambarkan.”!break!

Orkney telah lama menjadi tempat yang hebat untuk melakukan penggalian bagi para arkeolog. Semua itu berkat sejarah manusianya yang mendalam, serta fakta bahwa hampir segala hal di sini dibangun dari batu. Ada ribuan situs yang tersebar di seluruh penjuru kepulauan, dan secara mayoritas belum tersentuh. Jika digabungkan, kesemua itu mencakup mulai dari kamp-kamp Mesolitikum dan permukiman Zaman Besi, sampai ke sisa-sisa balairung pesta zaman Norse Tua dan istana-istana abad pertengahan yang runtuh.

“Saya pernah dengar bahwa tempat ini disebut sebagai Mesir-nya Utara,” ungkap arkeolog setempat, Julie Gibson. “Balikkan se­bongkah batu di sekitar sini dan kemungkinan besar Anda akan menemukan situs baru.”

Pada 1850, angin kencang meniup gumuk pasir di sepanjang Bay of Skaill, di sisi barat pulau Mainland, mengekspos desa Zaman Batu yang secara luar biasa terjaga baik. Menurut para arkeolog, desa yang diberi nama Skara Brae itu dibangun sekitar 3100 SM, dan diyakini telah ditempati selama lebih dari 600 tahun.