Spesies Ikan Berjalan yang Singkap Misteri Evolusi Vertebrata Darat

By National Geographic Indonesia, Selasa, 13 Juli 2021 | 16:30 WIB
Seekor skate kecil (Leucoraja erinacea) di Maine State Aquarium di West Boothbay, ME. Foto ini bagian proyek kerja sama National Geographic Photo Arc - Joel Sartore. (Joel Sartore)

 

Untuk mempelajari ikan skate kecil, mereka mengekstraksi neuron motorik hewan dan mengurutkan DNA mereka. Secara khusus, mereka mengamati embrio ikan skate karena pada tahap awal inilah ikan skate dan manusia mengembangkan sirkuit saraf.

Dari pengamatan tersebut terungkap bahwa pada tahap-tahap awal perkembangan ikan skate kecil, mereka bergerak maju dengan memanfaatkan tulang belakang. Namun ketika mereka menetas, posisi tulang belakangnya menetap dan mereka menggunakan sirip mereka untuk bergerak maju.

“Dengan membandingkan tikus dan ikan skate kecil, kita tahu bahwa semua fitur penting untuk berjalan pada tikus juga terdapat pada ikan skate,” ujar Dasen.

Baca Juga: Studi Terbaru: Ikan Purba Coelacanth Bisa Hidup Hingga 100 Tahun

Jeremy Dasen, kini Professor di Department of Neuroscience and Physiology, Neuroscience Institute, New York University. Penelitian Dasen dan timnya bertajuk 'The Ancient Origins of Neural Substrates for Land Walking' terbit pada 2018. (NYU Langone Health)

 

Hasil studi menunjukkan bahwa baik ikan skate dan mamalia memiliki “saklar genetik” yang sama. Pada dasarnya, gen yang memberitahu ikan skate untuk menggerakkan sirip kecilnya, adalah gen yang sama yang memberi tahu kita untuk menggerakkan tangan dan kaki.

Temuan tersebut, kata Dasen, membuat para periset percaya bahwa susunan genetik hewan darat berjalan berasal saat ikan masih berada di laut. Ini membantu ilmuwan mengembangkan pemahaman yang lebih lengkap tentang nenek moyang prasejarah kita.

Selain itu, penelitian ini sangat penting karena ikan skate kecil bisa menjadi model yang sangat bagus untuk memahami perkembangan jaringan saraf yang mengendalikan anggota tubuh kita dan juga mengungkapkan informasi lebih lanjut tentang penyakit yang terkait dengannya.

“Memiliki lebih banyak pengetahuan dasar tentang bagaimana sirkuit-sirkuit itu disatukan sangat penting dalam upaya pengobatan penyakit seperti Lou Gehrig atau cedera tulang belakang,” pungkas Dasen.

Baca Juga: Anglerfish, Ikan Laut Dalam yang Menyeramkan, Muncul Ke Pantai