Misteri Cucut Putih Besar

By , Minggu, 17 Juli 2016 | 07:00 WIB

Pertemuan dengan hiu putih di alam liar sama sekali tidak seperti yang dibayangkan banyak orang. Sekilas pandang makhluk ini tidak mirip monster jahat yang digambarkan banyak acara TV. Hiu ternyata gembrot, hampir bisa disebut gembrot, seperti lontong jumbo. Gelambir lehernya tampak bergoyang-goyang ketika mulutnya mangap, sementara saat menangkup, muka tembamnya tampak menyeringai.

Ketika badut bawah air itu menoleh ke arah kita, barulah kita memahami mengapa dia menjadi binatang yang paling ditakuti di bumi. Dari depan, kepalanya tidak lagi lembut dan bergelambir tetapi meruncing ke depan yang membentuk V menakutkan dari kedua mata hitamnya. Hilanglah senyum bengongnya, dan yang terlihat sekarang adalah deretan gigi lima sentimeter yang mampu menggigit dengan gaya hampir dua ton. Perlahan-lahan, dengan penuh kepercayaan diri, dia mendekat. Kepalanya ditelengkan ke kiri dan kanan, menilai kita, menimbang apakah layak diperhatikan atau tidak. Lalu jika kita beruntung, dia berpaling, menjadi badut lagi, dan meluncur santai ke dalam kegelapan.

Ada lebih dari 500 spesies hiu, tetapi hanya satu yang tertanam dalam benak masyarakat. Ketika Pixar memerlukan penjahat samudra untuk film animasi Finding Nemo, mereka tidak memilih hiu gedebong yang ramah atau hiu banteng yang agresif. Bahkan tidak pula memilih hiu macan, yang lebih tepat untuk lingkungan terumbu karang Nemo. Namun, cucut putih besarlah—dengan seringai lebar yang memamerkan giginya—yang terpampang di ribuan poster film di seluruh dunia.

Hiu putih merupakan ikan laut yang paling terkenal, namun tidak banyak yang kita ketahui tentang satwa ini—dan banyak dari yang kita kira kita tahu tersebut ternyata keliru. Hiu putih bukan pemburu yang ganas, tidak selalu menyendiri, dan mungkin lebih pintar daripada yang dikira para ahli.

Kita belum tahu pasti lama hidup, masa hamil, serta usia matang-kawin satwa ini. Belum pernah ada yang menyaksikan hiu putih kawin atau melahirkan. Bayangkan hewan darat seukuran mobil pikap yang berburu di sepanjang pesisir California, Afrika Selatan, dan Australia.

Para ilmuwan pasti dapat mengetahui setiap detail kebiasaan kawin, migrasi, dan perilaku hewan darat itu setelah mengamatinya di kebun binatang, di fasilitas penelitian, bahkan di sirkus. Namun, di air lain ceritanya. Hiu putih muncul dan menghilang sesuka hatinya, sehingga hampir tidak mungkin mengikutinya di dalam air. Satwa ini tidak mau hidup terkurung—sebagian hiu yang ditangkarkan tidak mau makan atau menghantamkan kepalanya ke dinding.

Saat ini, para ilmuwan mungkin sebentar lagi mampu memecahkan dua misteri yang paling membingungkan: Berapa jumlah populasinya, dan ke mana satwa ini pergi? Pengungkapan misteri ini mungkin penting untuk menentukan cara melindungi manusia dan hiu dari satu sama lain. Ketika akhirnya kita melihat hiu putih secara jelas dari semua sudut, apakah pembunuh paling menakutkan di dunia ini membangkitkan rasa takut atau justru rasa iba kita?

Kapal nelayan sepanjang tujuh meter terapung di ujung selatan Cape Cod, Massachusetts. Para penumpang bersantai di kursi. Suara pilot-pengintai yang terbang 300 meter di atas permukaan laut tiba-tiba terdengar di radio dengan aksen New England yang kental. “Ada hiu yang sangat bagus di sini di sebelah selatan!” Ia berseru.

Ahli biologi perikanan Greg Skomal langsung bersemangat. Dia berdiri satu setengah meter di depan haluan di atas pelantar berpagar yang mirip papan eksekusi bajak laut. Andai ini adegan film Hollywood, dia pasti membawa tempuling dan berkaki kayu. Alih-alih, dia membawa kamera GoPro yang terpasang di tongkat sepanjang tiga meter.

Sebelum 2004 jarang sekali manusia zaman modern yang pernah melihat hiu putih di perairan Pantai Timur AS. Sesekali ada yang muncul di dekat pantai atau kena jaring, tetapi itu pengecualian. Di tempat lain, setiap tahun cucut putih berkumpul di lima “hub” atau wilayah, termasuk pantai California di AS, hingga ke Baja California di Meksiko, pantai selatan Afrika Selatan, dan pantai selatan Australia, tempat hewan ini berkumpul untuk makan anjing laut. Sementara di Pantai Timur AS tidak ada wilayah berkumpulnya, di sini juga tidak banyak anjing laut. Hiu yang terlihat di sini adalah pengembara yang tidak menetap. Lalu, pada 2004, seekor betina sampai ke teluk dangkal dan beting di dekat Woods Hole, Massachusetts.

Bagi Skomal, yang sudah 20 tahun memasang alat pelacak elektronik pada hiu, ini merupakan kesempatan sekali seumur hidup. “Saya menduga hal itu hanya kebetulan. Tidak akan pernah terulang lagi,” katanya dengan senyum lebar kekanak-kanakan. Selama dua minggu berikutnya Skomal dan rekannya mengikuti hiu tersebut, yang mereka namai Gretel, dan memasang pelacak elektronik. Pelacakan hiu putih melintasi Samudra Atlantik memberi peluang untuk memecahkan sangat banyak misteri. Namun, baru 45 menit berenang, pelacak Gretel berhenti berfungsi dan lepas. “Emosi saya benar-benar terpuruk setelah sebelumnya sempat berbunga-bunga, karena yakin bahwa ini peluang langka dalam karier saya untuk meneliti hiu putih,” kata Skomal.!break!

Kemudian, pada 2009, semuanya berubah. Seorang pilot melihat lima hiu putih di ujung tanjung. Selama akhir pekan itu Skomal memasang pelacak pada kelima-limanya. “Saya benar-benar kalap. Adrenalin mengalir deras. Jantung—debarannya terasa sangat keras di dada. Inilah yang saya idamkan selama ini.”

Sejak saat itu hiu putih kembali ke sana setiap musim panas, sehingga sebagian orang menyebut Cape Cod sebagai hub keenam. Berapa besar populasi hiu putih yang ada? Untuk menjawab pertanyaan itu kita beralih ke hub yang terentang dari California hingga Baja California. Upaya sensus hiu di sana dipelopori oleh Scot Anderson saat dia menjadi relawan penelitian burung laut di sebuah pulau sebelah barat San Francisco. Anderson dan beberapa pihak lainnya melacak hiu—pada awalnya secara visual, kemudian dengan pelacak akustik, dan yang paling mutakhir menggunakan satelit. Selama 30 tahun terakhir, mereka mengumpulkan ribuan pengamatan hiu yang dikenali berdasarkan bentuk dan tanda pada ridipnya, sementara yang lain menggunakan garis khas di antara punggung kelabu dan perut putihnya. Para ilmuwan tahu lokasi hiu berkumpul dan pola makannya. Dan setiap tahun kebanyakan hiu yang mereka lihat adalah yang pernah datang sebelumnya.