Misteri Cucut Putih Besar

By , Minggu, 17 Juli 2016 | 07:00 WIB

Ini memunculkan pertanyaan menarik: Dapatkah kita menggunakan jumlah hiu yang terlihat untuk memperkirakan jumlah hiu yang tidak terlihat? Pada 2011 sebuah tim di California melakukan hal itu dan mendapatkan angka 219 hiu dewasa di wilayah yang paling banyak hiu di California. Di kalangan predator puncak pun, yang biasanya memang lebih sedikit daripada mangsanya, jumlah itu sangat kecil. Penelitian itu mengejutkan masyarakat dan langsung mendapat serangan dari para ahli lainnya.

Tentu saja, menghitung hiu putih jauh lebih sulit daripada menghitung hewan darat atau bahkan mamalia laut. Jadi ilmuwan membuat banyak asumsi tentang gerakan hiu kemudian melakukan ekstrapolasi. Di California asumsi terbesar adalah bahwa beberapa area makan dianggap mewakili seluruh hub tersebut. Tim lain mengolah data yang sama dengan menggunakan asumsi yang berbeda, dan salah satunya memperkirakan jumlah hiu sekitar 10 kali itu.

Lalu, para ilmuwan mulai menghitung hiu putih di hub lainnya. Sebuah tim di Afrika Selatan memperkirakan populasi di sana sekitar 900, sementara tim lain memperkirakan populasi Pulau Guadalupe, Meksiko, hanya sekitar 120.

Apakah jumlah ini besar atau kecil? Apakah hiu putih berkembang atau berkurang? Di du-nia ada sekitar 4.000 harimau dan 25.000 singa Afrika. Menggunakan perkiraan terendah, jumlah hiu putih global menyerupai perkiraan untuk harimau, spesies yang terancam punah. Menggunakan estimasi tertinggi, populasi itu lebih dekat dengan singa, yang diklasifikasikan sebagai rawan. Sebagian pakar memandang spesies ini tengah menuju kepunahan; sementara yang lain melihat tren positif. Beberapa mengatakan bahwa kenaikan populasi anjing laut merupakan bukti bahwa hiu putih hampir habis, sementara yang lain mengatakan bahwa semakin banyak anjing laut berarti semakin banyak hiu. Aaron MacNeil, ahli statistik Australia yang menganalisis data hiu, mengatakan bahwa kemunculan hiu di sekitar Cape Cod dan peningkatan aktivitas di belahan bumi selatan mendukung pendapat kedua. “Saya belum melihat bukti yang menunjukkan bahwa populasi hiu putih berkurang dalam satu dekade terakhir,” kata MacNeil. “Ya, dahulu memang pernah terjadi penurunan populasi hiu putih. Namun, situasi saat ini bukanlah bahwa spesies itu terancam punah. Mungkin jumlahnya meningkat dengan sangat, sangat lambat.”

Ada alasan untuk optimis. Saat ini jarang sekali, atau malah tidak ada, nelayan yang mengincar hiu putih, namun satu perjanjian global, Konvensi Perdagangan Internasional Spesies Langka, menetapkan peringkat konservasi ter-tinggi kedua bagi hiu putih karena sering terja-ring oleh nelayan tanpa sengaja. Dengan populasi yang demikian kecil, tangkapan tanpa se-ngaja pun dapat berdampak besar bagi spesies ini, yang, sebagai predator puncak, memiliki pe-ran ekologi penting bagi kesehatan laut.

Untuk memahami perlu tidaknya perlindungan bagi hiu putih, kita tidak cukup hanya mengetahui jumlah populasinya tetapi juga tempat-tempat yang didatanginya. Migrasi hiu tidak sesederhana dan seteratur ruaya burung atau kupu-kupu. Polanya acak, ada yang menyusuri pantai sementara ada pula yang zigzag ratusan kilometer di tengah laut. Banyak, tapi tidak semua, yang tampaknya bergerak musiman di antara air hangat dan dingin. Dan jalur migrasinya sepertinya berbeda untuk jantan, betina, dan yang muda.!break!

Saat ini, dengan menggunakan pelacak jarak jauh dan jangka panjang yang dapat berkomunikasi via satelit, para ilmuwan akhirnya memperoleh beberapa kejelasan. Selama bertahun-tahun para ilmuwan memerhatikan bahwa hiu putih dewasa di California dan Meksiko meninggalkan pantai tersebut pada akhir musim gugur. Sekarang kita tahu tujuan hewan itu: laut dalam di tengah Samudra Pasifik. Mengapa hewan tersebut mengunjungi “kafe” hiu putih ini masih belum diketahui dengan pasti.  Kata Salvador Jorgensen, ahli biologi yang meneliti faktor-faktor yang mendorong migrasi hiu putih dan ekologinya, “Hiu ini menuju ke tempat yang disebut sebagian orang sebagai gurun laut, dan apa sih yang dilakukannya di sana?”

Salah satu kemungkinan jawabannya adalah untuk kawin, yang mungkin menjelaskan mengapa tidak ada orang yang pernah melihat hiu kawin. Wilayah laut ini kira-kira seluas Kalimantan Tengah dan dalamnya ribuan meter, yang menyulitkan untuk memantau hiu di sana. Namun, pelacak satelit memperlihatkan bahwa betina berenang lurus sementara jantan berenang naik turun dalam air, mungkin untuk mencari pasangan. Jadi terbentuklah sketsa kasar kehidupan hiu putih California. Setelah menghabiskan musim panas dan musim gugur memangsa anjing laut, hiu putih menuju ke laut dalam untuk berkembang biak, bertahan hidup hanya dengan mengandalkan cadangan energinya. Hiu jantan kemudian berenang kembali ke pantai sementara betina berkeliaran ke tempat-tempat yang tidak diketahui, di sana hiu betina menetap selama setahun atau lebih, mungkin untuk melahirkan. Hiu yang baru lahir kemudian muncul di lokasi mencari makan, dan makan ikan sampai cukup besar untuk ikut hiu dewasa berburu anjing laut di utara atau selatan.

Gambaran ini masih banyak kekurangannya. Hiu jantan dan betina tidak lama berada di kafe tersebut, dan kita tidak tahu lokasi melahirkannya. Akan tetapi, gambaran ini bisa menjelaskan banyak hal. Misalnya, saat populasi pulih, hiu muda jadi banyak jumlahnya, mungkin itulah sebabnya banyak dijumpai hiu di California Selatan akhir-akhir ini. Sayangnya hasil penelitian di tempat lain tidak sejelas di sini. Hiu Australia mencari makan di sepanjang pantai selatan tetapi tampaknya tidak memiliki tempat bertemu tertentu. Sementara di Atlantik bahkan lebih sedikit lagi. “Di sini ada hiu pengembara, dan ada pula hiu pesisir. Saya tidak tahu apa saja faktor yang menyebabkan perbedaan ini,” kata Skomal.

Pada suatu pagi yang cerah di bulan Agustus saya naik pesawat tandem bersama Wayne Davis, pilot yang kini membantu para ilmuwan melacak hiu putih. Hanya dalam 30 menit terbang kami menemukan tujuh hiu, semuanya berkeliaran di pantai tempat anjing laut berburu ikan.

Sejauh ini masyarakat setempat menyambut hangat tetangga barunya. Ada boneka hiu, baju kaus, poster. Bahkan hiu putih menjadi maskot sekolah menengah yang baru. Umumnya hiu ditampilkan dari samping—ceria, kocak. Kendati demikian, para ahli memperingatkan bahwa suatu saat nanti salah satu warga di sini akan bertemu versi lainnya—yang penuh gigi.

Serangan terhadap manusia sangat jarang terjadi. Di perairan California, kemungkinan peselancar digigit hiu putih adalah satu per 17 juta; untuk orang yang berenang, lebih kecil lagi kemungkinannya—satu serangan setiap 738 juta kunjungan ke pantai, demikian menurut sebuah penelitian Stanford University baru-baru ini. Di Cape Cod, korban pasti terjadi, tinggal soal waktunya. Serangan hiu yang berakibat fatal di lepas pantai New England terakhir terjadi 1936, tetapi ada beberapa insiden baru-baru ini. Seorang perenang digigit kedua kakinya tahun 2012, sementara dua pendayung di Plymouth diserang hingga tercebur dari kayaknya tahun 2014, meskipun keduanya lolos tanpa cedera.

Jika terjadi serangan yang lebih serius, Massachusetts akan bergabung dengan hub lainnya untuk menimbang manfaat dan bahaya hiu di perairan mereka.

Mungkin saja populasi hiu putih memang pulih di seluruh dunia: mengikuti peningkatan populasi anjing laut dan singa laut, kembali beraksi di area perburuan lamanya, merebut kembali pantai yang nyaris ditinggalkannya.

Namun, tidak tertutup pula kemungkinan bahwa hiu putih saat ini berada di ambang kepunahan. Dapatkah kita mengatasi rasa takut dan mengulurkan tangan untuk menyelamatkan makhluk ini? Mampukah kita mengasihi monster yang tidak kenal belas kasihan?