Hidup Harmonis Bersama Alam

By , Kamis, 17 Desember 2015 | 10:03 WIB

Sekelompok bapak dan ibu itu menyusuri jalur trek mangrove. Pakaiannya seragam: kaos berkerah yang berwarna jingga. Seorang di antaranya, yang lebih suka dipanggil Broer, menjelaskan tentang peran mangrove kepada seorang temannya.

Usia mereka sudah separuh baya. Namun saat menjelajahi hutan mangrove Karangsong, canda dan tawa membuat mereka nampak 15 tahun lebih muda. “Ini luar biasa, karena ada yang membuat jalan bambu yang panjang. Pasti perlu kerja keras,” terang Broer.

Lelaki berkacamata ini menyukai rapatnya hutan mangrove Karangsong. “Hutan rapat, dan memang seharusnya begitu. Saya senang ada yang peduli dengan hutan pantai. Namun, sepanjang pantai seharusnya juga ditanami,” harap Broer. Di sela perjalanan ke Indramayu, rombongan dari Depok, Jawa Barat, ini mampir sejenak ke hutan mangrove Karangsong.

Matahari telah bergeser ke langit barat. Bersama rombongan Broer, para pengunjung masih berdatangan ke kawasan yang menjadi benteng pesisir Indramayu itu.

Semenjak dibuka pada 14 Juni 2015, mangrove Karangsong telah dikunjungi ribuan orang. “Kita tidak pernah menduga perkembangannya jadi seperti sekarang,” papar ketua bidang Penghijauan Kelompok Tani Mangrove Pantai Lestari Eka Tarika.

Hanya saja, ungkap Tarika, setelah pembangunan jalur trek oleh CSR (corporate social responsibility)PT Pertamina RU VI Balongan, pengunjung datang bergelombang.Begitu antusiasnya, orang-orang telah berdatangan sebelum serah terima hasil pembangunan trek.

“Akhirnya, terpaksa kami tutup sementara.Karena kami masih bertanggung jawab agar jalur trek tidak rusak sebelum diserahkan ke Pertamina. Setelah peresmian, trekkembali diserahkan ke kelompok. Kami lega bisa mengelola trek dan memanfaatkannya mulai 14 Juni 2015.”!break!

Pemancanganpertama tiang trek dilakukan oleh Menteri Lingkungan Hidup Balthasar Kambuaya pada 2014. Sedangkan peresmian jalur jelajah mangrove dilakukan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya.Peresmian itu bertepatan dengan Hari Lingkungan Hidup 2015, Juni lalu. Saat itu, Menteri Siti menanam cemara laut di kawasan mangrove bersama pejabat kementerian, Bupati Indramayu, Direktur PT Pertamina, dan General Manager PT Pertamina RU VI Balongan.

Pada momen peresmian, Menteri Siti juga menetapkan Indramayu sebagai Mangrove Center bagian barat Indonesia. (Mangrove Center bagian timur berada di Bali.) Kawasan Mangrove Center mencakup empat desa di tiga Kecamatan: Pasekan, Indramayu, dan Cantigi. Namun ikon Mangrove Center berada di Karangsong.

Kini, mangrove Karangsong menjadi perhatian banyak pihak.Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanantelah menetapkan Karangsong dan sekitarnya sebagai Mangrove Center Indonesiabagian barat.Kepala Dinas Badan Lingkungan Hidup Indramayu Aep Surahman menuturkan mangrove Indramayu yang paling bagus ada di Kecamatan Cantigi.

“Karangsong baru pada 2008 ditanami, dan sekarang sudah berkembang pesat. Memang hutan mangrove tidak hanya di Karangsong. Di Cantigi misalnya, hutan mangrove masih bagus, digunakan sebagai hutan lindung yang dikelola oleh PT Perhutani.”

Sementara Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Jawa Barat juga sedang merancang ekowisata mangrove Karangsong. “Nanti akan ada penataan parkir, pedagang kaki lima, pusat informasi dan treking pengunjung,”ungkap Aep.!break!

Dia menuturkan, kelak jalur trek yang dibangun Pertamina RU VI Balongan akanlebih ditata. “Pemerintah daerah Indramayu akan melakukan penataan. Tidak hanya di hutan mangrove, tetapi jugamenata Sungai Praja Gumiwang, jalan akses, tempat parkir dan sebagainya.”