Merentang Asa dari Lereng Ranti

By , Kamis, 28 Juli 2016 | 06:00 WIB

Di siang hari, mega tak segera beranjak dari punggung Gunung Ijen. Dari tepi kolam ini, saya masih menyaksikan di kejauhan lembah di bawah, beberapa petani yang sedang panen padi dan meng-gebros merontokkan bulir-bulir padi kuning hasil kerja keras mereka selama tiga empat bulan.

Biasanya, para petani itu memandu wisatawan asing yang ingin melihat persawahan dari dekat, berjalan sepanjang pematang, mencuci kaki di aliran air pegunungan yang jernih menyegarkan. “Rata-rata yang tinggal di sini adalah wisatawan yang sudah pernah tinggal sebelumnya di sini. Mereka kangen suasana yang ada di sini. Banyak juga expatriate dari Jakarta,” kata Iswadi. Saya berpikir selama wisatawan tetap berkunjung, menikmati keheningan dan suara alam yang tersaji setiap hari di sini, dengan alam yang terjaga, ekonomi kampung ikut bertumbuh. Dan, Banyuwangi semakin dekat statusnya sebagai daerah tujuan wisata yang sejajar dengan Bali, Yogyakarta, Lombok, atau Toraja.

Yang paling penting adalah desa berpenduduk 100 kepala keluarga itu memberi harapan pada pemuda-pemudanya untuk masa depan yang lebih baik. Mereka merajut mimpi-mimpi untuk kehidupan yang lebih baik. Pastinya, impian itu sangat penting demi merentang asa sepanjang masa.