Lawatan ke Kampung Tan

By , Kamis, 2 Februari 2017 | 16:00 WIB

Bandara Internasional Minangkabau

Kota ini ditempuh selama tiga jam perjalanan bermobil dari bandara. Rute ini membawa pejalan ke Lembah Anai dengan air terjunnya yang megah, hingga Gunung Marapi dan Gunung Singgalang di perjalanan Padangpanjang-Bukittinggi.

Bandara Sultan Syarif Kasim II 

Dari Pekanbaru, pejalan akan menempuh lintas Sumatra Barat-Riau. Kelok Sembilan dengan bentang alam Limapuluhkota yang tiada banding itu akan menyapa kedatangan mereka.

CITA RASA

Kedai Jagung Super Manis

Jika bersua kedai-kedai dengan tulisan Jagung Super Manis di lintas Bukittingi-Payakumbuh, bolehlah berhenti sejenak. Banyak pilihan kudapan jagung: jagung rebus, perkedel jagung, kolak jagung, hingga bubur jagung. Bisa santap di tempat atau dibungkus sebagai buah tangan.

Dangau Kawa Daun

Menu favoritnya adalah Kawa Daun, minuman yang terbuat dari seduhan daun kopi di dalam tempurung. Konon, minuman ini lahir saat periode tanam paksa pada zaman Belanda. Warga hanya dibolehkan untuk menanam kopi, namun tak boleh mencicipnya. Nikmatnya tiada terkira jika disantap bersama ketan bercampur srikaya.

BERMALAM DI LEMBAH HARAU

Berkemah mungkin pilihan terbaik. Atau, menginap di sanggraloka. Kamar mulai Rp200.000, hingga sewa rumah Rp1.800.000 per malamnya. 

Melawat ke Limapuluhkota tak harus pada akhir pekan atau musim liburan saja. Sejatinya, nikmat daerah ini lebih terasa ketika didatangi pada hari-hari yang tak ramai oleh kedatangan para wisatawan.

Harau Menuju Dunia, begitu slogan yang dipilih pemerintah setempat untuk menarik para pelancong mancanegara datang ke Lembah Harau. Entah oleh sebab apa bentang alam ini terbuat, namun ngarai di seantero kabupaten ini setanding dengan lanskap yang ditempuh Frodo dalam The Lord of the Ring.

Kota ini belum memiliki festival budaya skala besar sebagai layaknya kota-kota tetangga. Namun, alam kota ini membe­rikan inspirasi pejalan untuk menyinggahi panorama, budaya, dan sejarahnya. Selamat datang di Kampung Tan!