Apakah Tablet Babilonia Kuno Ini Menjadi Awal Penggunaan Trigonometri?

By Eric Taher, Kamis, 15 Juli 2021 | 10:57 WIB
Plimpton 322, tablet asal Babilonia kuno yang merekam penggunaan matematika pada masa lalu. (Rare Book and Manuscript Library, Columbia University)

 

Plimpton dikenal gemar mengoleksi manuskrip dan buku. Menjelang akhir hayatnya pada 1936, ia mendonasikan seluruh koleksinya kepada Columbia University, termasuk tablet yang dibelinya dari Banks. Sejak saat itulah, tablet tersebut dikenal sebagai Plimpton 322, dan menjadi salah satu artefak yang berharga dalam menelusuri sejarah matematika.

Adapun tablet ini mulai dikenal publik sejak 1945. Ketika itu, matematikawan Otto Neugebauer dan asiriolog Abraham Sachs menemukan bahwa tablet ini merekam penggunaan tripel Pythagoras. Kita mengenal tripel Pythagoras sebagai tiga bilangan bulat positif yang membentuk panjang dari setiap sisi segitiga siku-siku.

Waktu penulisan dari Plimpton 322 kemudian diteliti oleh Eleanor Robson pada 2001. Dengan membandingkan gaya tulisan tablet dengan tulisan lain dari daerah yang sama, ditemukan bahwa Plimpton 322 ditulis antara tahun 1822 sampai 1762 SM. Tahun-tahun tersebut merupakan tahun pemerintahan Hammurabi di Babilonia. Penemuan ini juga membuktikan bahwa bangsa Babilonia telah menggunakan teorema Pythagoras selama lebih dari seribu tahun sebelum Pythagoras mempopulerkannya.

 

Baca Juga: Asal Usul Resolusi Tahun Baru, Dilakukan Sejak Ribuan Tahun Lalu

George Arthur Plimpton, publisis dan kolektor yang menyumbangkan seluruh koleksinya kepada Columbia University. (Columbia University)

 

Banyak matematikawan yang melanjutkan penelitian ini, salah satunya oleh Mansfield. Bersama sejarawan Norman Wildberger, Mansfield melakukan penelusuran lebih lanjut terhadap isi dari tablet ini. Hasil penelitian tersebut kemudian dirilis ke dalam jurnal Historia Mathematica yang dipublikasikan oleh Elsevier. Dalam jurnalnya, mereka menyimpulkan bahwa Plimpton 322 menulis trigonometri dengan sistem sexagesimal (sistem angka berbasis 60).

"Tablet ini tidak hanya memiliki tabel trigonometri tertua di dunia, tetapi juga satu-satunya tabel trigonometri yang akurat di tengah perbedaan pendekatan orang-orang Babilonia terhadap aritmetika dan geometri," ungkap Mansfield.