Ribuan Makam Anak Suku Indian Ditemukan di Bekas Sekolah Asrama Kanada

By Utomo Priyambodo, Kamis, 15 Juli 2021 | 13:00 WIB
Anak-anak pribumi di sekolah asrama Kanada. (Library and Archives Canada/National Film Board of Canada fonds/a134110)

 

Pada 28 Mei 2021, perwakilan dari Tk'emlúps te Secwépemc Nation melaporkan menemukan sisa-sisa 215 anak yang dikuburkan di bekas Kamloops Indian Residential School. Lahan ini dikelola oleh Gereja Katolik di British Columbia dari 1890 hingga 1978, sebagaimana dilaporkan Reuters. Beberapa minggu kemudian, pada 24 Juni, Cowessess First Nation mengumumkan bahwa pemindaian radar mendeteksi hingga 751 kuburan tak bertanda di situs Marieval Indian Residential School di Saskatchewan. Situs ini dikelola oleh Gereja Katolik dari tahun 1899 hingga 1997, menurut BBC News.

Kemudian, pada 30 Juni, perwakilan dari Lower Kootenay Band, sebuah kelompok anggota Ktunaxa Nation, mengungkapkan bahwa pencarian baru-baru ini berada di lokasi bekas Sekolah Misi St. Eugene (St. Eugene's Mission School) yang buka dari tahun 1890 hingga 1970. Mereka  menemukan 182 kuburan dangkal lainnya yang berisi jenazah anak-anak, sebagaimana dilaporkan CNN. Suku Penelakut tidak merinci bagaimana kuburan-kuburan di pulau itu terdeteksi atau apakah jenazah telah ditemukan, menurut CBC.

Baca Juga: Sains Terbaru Ungkap Penemu Benua Antarktika Bukanlah Orang Barat

Siswa di kelas di Kuper Island Residential School (Sekolah Perumahan Pulau Kuper). Sekolah ini beroperasi dari 1890 hingga 1970-an di Pulau Penelakut, yang dulunya bernama Pulau Kuper. (The Missionary Oblates of Mary Immaculate)

Beberapa anak yang meninggal di Kamloops berusia 3 tahun, NPR melaporkan. Dan laporan dari mantan murid-murid di puluhan sekolah asrama di sana menggambarkan adanya pelecehan dan penelantaran yang sistematis.

Jumlah kematian murid di sana selama beberapa dekade berjumlah ribuan, menurut laporan pemerintah yang diwartakan oleh Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi Kanada (Truth and Reconciliation Commission of Canada) pada  2015. Anak-anak yang meninggal sering dikubur di halaman sekolah sehingga pihak berwenang dapat menghindari biaya pengiriman ke rumah keluarga anak-anak itu.

Kuper Island Residential School di British Columbia, mungkin sekitar awal abad ke-20. Sekolah ini membuat banyak anak suku pribumi mengalami perpisahan keluarga yang traumatis, penghapusan budaya, dan pelecehan. (Public Domain)

Selama hampir 150 tahun di Kanada —dari 1863 hingga 1998— lebih dari 130 sekolah asrama seperti Kamloops, Marieval, St. Eugene's dan Pulau Kuper didanai oleh pemerintah Kanada, dan hingga tahun 1969 banyak sekolah dioperasikan oleh gereja-gereja Kristen. Sekolah-sekolah ini secara paksa memisahkan anak-anak pribumi dari keluarga mereka. Sekolah mengisolasi mereka dari komunitas dan budaya mereka, menurut Indigenous Foundations, sebuah situs web untuk First Nations Studies Program di University of British Columbia.

Selama waktu itu, lebih dari 150.000 anak-anak pribumi di Kanada menghadiri sekolah-sekolah ini, sebagaimana dilaporkan Indian Country Today. Anak-anak itu berasal dari keluarga First Nations (Bangsa Pertama) atau Indian, Métis (masyarakat adat di beberapa bagian Kanada yang merupakan keturunan pribumi dan Eropa), dan komunitas Inuit.

Hingga 1951, semua anak pribumi berusia 7 hingga 15 tahun diwajibkan oleh hukum untuk bersekolah di sekolah asrama, menurut Indigenous Foundations. Namun, pelecehan terus berlanjut selama sekolah beroperasi, dan para murid "menerima perlakuan kejam dan terkadang fatal," kata perwakilan Lower Kootenay Band dalam sebuah pernyataan 30 Juni.