Ribuan Makam Anak Suku Indian Ditemukan di Bekas Sekolah Asrama Kanada

By Utomo Priyambodo, Kamis, 15 Juli 2021 | 13:00 WIB
Anak-anak pribumi di sekolah asrama Kanada. (Library and Archives Canada/National Film Board of Canada fonds/a134110)

 

 

Di sekolah, anak-anak dari segala usia mengikuti aturan ketat yang membatasi penggunaan bahasa pribumi dan melarang praktik tradisi dan adat istiadat mereka. Melanggar aturan berarti hukuman yang keras, dengan mantan murid-murid tersebut menggambarkan "pelecehan yang mengerikan di tangan para staf sekolah asrama: fisik, seksual, emosional dan psikologis," menurut Indigenous Foundations.

George Guerin, mantan kepala Musqueam Nation yang bersekolah di Kuper Island Residential School di British Columbia, mengingat bahwa salah satu instrukturnya, Sister Marie Baptiste, "memiliki persediaan tongkat sepanjang dan setebal tongkat biliar. Ketika dia mendengar saya berbicara bahasa saya, dia akan mengangkat tangannya dan membawa tongkat itu ke saya," menurut Indigenous Foundations.

Dari 2007 hingga 2015, penduduk asli yang merupakan mantan murid-murid di sekolah-sekolah asrama di Kanada mengajukan hampir 38.000 klaim atas cedera yang disebabkan oleh kekerasan fisik dan seksual di sekolah-sekolah tersebut, menurut CBC.

Bagi ribuan anak, pelecehan dan pengabaian yang merajalela di sekolah-sekolah itu sangat mematikan. Pada 2015, laporan Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi mendokumentasikan 3.200 anak yang meninggal saat berada di sekolah-sekolah asrama, tetapi jumlah kematian bisa 10 kali lebih tinggi dari itu.

Baca Juga: Kisah Nyata Kehidupan Pocahontas yang Tak Diungkap Film Animasi Disney

Penelakut adalah Bangsa Pertama (First Nation) yang berbahasa Hul'qumi'num. Mereka hidup di Pulau Penelakut (sebelumnya Pulau Kuper) di dekat ujung selatan Pulau Vancouver, dan Pulau Galiano. (Wikimedia Commons)

Empat tahun kemudian, Pusat Nasional untuk Kebenaran dan Rekonsiliasi Kanada (National Centre for Truth and Reconciliation) merilis nama-nama 2.800 anak yang dapat diidentifikasi. Banyak dari keluarga anak-anak itu tidak pernah diberitahu tentang kematian mereka, BBC News melaporkan pada 2019.

Perwakilan dari Tk'emlúps te Secwépemc First Nation akan merilis laporan rinci tentang temuan Kamloops mereka pada 15 Juli ini, Global News Canada melaporkan. Adapun pemerintah Kanada telah menjanjikan 27 juta dolar AS kepada komunitas-komunitas pribumi untuk mengidentifikasi situs pemakaman yang masih tersembunyi, menurut CBC.

"Ini adalah kejahatan terhadap kemanusiaan, serangan terhadap First Nations," kata Ketua Bobby Cameron dari Federation of Sovereign Indigenous First Nations di Saskatchewan, kepada NPR setelah penemuan kuburan di Marieval.

"Kami tidak akan berhenti sampai kami menemukan semua mayatnya," tegas Cameron, seperti dikutip dari Science Alert.

 

Baca Juga: Kisah Suku Ainu di Hokkaido, Penduduk Asli Jepang yang Terlupakan