Lalu panggilan lainnya berasal dari tim Hong-Bin, yang ditanggapi Lazo. Sementara itu di atas kamp tiga dan sadel atas, adalah gletser curam yang memiliki banyak celah.
Selama bertahun-tahun, sejumlah pendaki telah jatuh ke dalamnya dan banyak yang telah meninggal. Kim jatuh ke salah satu celah sambil turun dari kamp empat.
Sebuah artikel di Korea Selatan berjudul Fingerless Kim Hong-bin, 1st Disabled Person to Climb World’s 14 Highest Peaks mengatakan: "Setelah keberhasilannya baru-baru ini dalam mendaki, Kim menyampaikan pesan dorongan yang penuh harapan bagi orang lain. 'Karena saya bisa melakukannya sebagai orang cacat, semua orang dapat mengatasi situasi yang melelahkan COVID-19.'"
Namun berita kehilangan pun tersiar. Saat itu, Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mengatakan di Twitter bahwa ia akan berpegang pada harapan untuk menemukan Kim hidup-hidup dan menunggunya kembali dengan aman.
Baca Juga: Survei Travelport: Ikhtiar Memulihkan Kepercayaan Pejalan di Indonesia
Pesan Moon itu datang sehari setelah komentar ucapan selamat kepada Kim sebagai disabilitas pertama yang berhasil sampai puncak ke-14.
Kementerian Luar Negeri Korea Selatan telah meminta Pakistan dan Tiongkok untuk membantu menemukan Kim, kata juru bicara kementerian, Choi Young-Sam.
Keduanya telah sepakat dan Pakistan mengatakan bahwa helikopter akan lepas landas sesegera mungkin.
Baca Juga: Himalaya Ternyata 'Bernapas', Gunung-Gunungnya Mengembang dan Menyusut
Kim kehilangan semua jarinya pada 1991 saat mendaki Gunung Denali di Alaksa. Ia kemudian mengambil ski Alpine dan juga berkompetisi di tingkat nasional. Ia juga mendirikan sebuah organisasi yang mengajarkan pendakian gunung dan olahraga luar ruanan lainnya dengan anak disabilitas.
Hong-Bin mengambil bagian dalam pertandingan Paralimpiade 2002 di Salt Lake City dan menyelesaikan Slalom dan Super-G sembilan. Pada musim dingin 2017, ia menang pada usia 52 tahun dan berhak atas medali emas di Slalom kejuaraan Ski Alpine Korea.