Kota Jakarta Memiliki Permakaman Umum Modern Tertua Sejagat

By National Geographic Indonesia, Kamis, 22 Juli 2021 | 15:00 WIB
Batu nisan keluarga Pieter Janse van Hoorn. Jasad Kapten Tack yang tewas di Kartasura, akhirnya dimakamkan bersama keluarga ini. (Mahandis Y. Thamrin/National Geographic Indonesia)

 

Nationalgeographic.co.id—Makam memang kerap terasingkan di kehidupan gelumat kota. Kehidupan kota yang materialistik, keengganan menghadapi kematian dan faktor psikologis mistis membuat makam dibiarkan semerawut, kumuh, padat, seram dan angker.

Padahal untuk mengenali perjalanan peradaban sebuah kota, kita bisa mengenalinya dari makam-makam tuanya. Nisan ibarat arsip-arsip sosial yang memberikan petunjuk kepada kita tentang kehidupan masa lalu sebuah kota.

Mendengar nama Kerkhoflaan, Kebon Jahe Kober, atau Museum Taman Prasasti, sebagian besar warga Jakarta bisa jadi tidak mengenalnya. Sebaliknya, sebagian warga Jakarta, apalagi Jakarta Pusat, dipastikan bisa menunjuk persis lokasi Kantor Walikota Jakarta Pusat di Jalan Tanah Abang 1 itu. Kantor itu berdiri di atas bekas lahan Tempat Pemakaman Umum Kebon Jahe Kober alias Kerkhof, yang sudah ada sejak 1795.

Warga menjuluki permakaman ini sebagai Kebon Jahe Kober atau Kuburan Kebon Jahe, yang resmi digunakan pada 28 September 1795. (KITLV)