Gejolak-gejolak Olimpiade Saat Dihadang Sederet Krisis Global

By Fikri Muhammad, Senin, 26 Juli 2021 | 18:12 WIB
Jepang telah menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk mempersiapkan Olimpiade Tokyo. Ketika Tokyo menunda Olimpiade 2020, beberapa orang menunjuk pada kutukan 40 tahun sejarah penundaan, boikot, dan kekacauan Olimpiade. (Olimpiade 2020 Tokyo)

Eropa Berperang

Saat Perang Dunia I pecah pada Juli 1914, Berlin sudah mempersiapkan diri untuk menjadi tuan rumah Olimpade 1916. Mereka membangun stadion baru yang telah diresmikan dengan parade di hadapan Kaiser Wilhelm II, Kaisar Jerman dan Raja Prusia.

Karena sebagian besar Eropa berperang, para pejabat mempertimbangkan untuk memindahkan Olimpiade 1916 ke wilayah yang lebih netral seperti Amerika Serikat, yang saat itu belum masuk perang. Akan tetapi, yang menjadi pertanyaan bukan di mana tuan rumah Olimpiade dilaksanakan, melainkan apakah akan ada cukup banyak pria yang bersaing di dalamnya. Pada Desember 1914, New York Times melaporkan bahwa Olimpiade "kemungkinan besar harus ditinggalkan sebagai akbat dari perang". Akhirnya, Olimpiade 1916 pun dibatalkan.

Pada 1920, Olimpiade dilanjutkan di Antwepen, Belgia. Merpati dilepaskan pada upacara pembukaan sebagai simbol perdamaian. Para peserta mengambil sumpah Olimpiade untuk pertama kalinya. Setelah dua dekade berikutnya, Olimpiade berjalan seperti biasa dan diperluas dengan diluncurkannya Olimpiade musim dingin pertama pada 1924. 

Baca Juga: Rencana Tokyo Tetap Menggelar Olimpiade 2020 Menunai Banyak Respons

Api Olimpiade tiba di stadion yang dipenuhi swastika pada Upacara Pembukaan Olimpiade Berlin 1936. Meskipun banyak seruan untuk boikot atas kebangkitan Adolf Hitler dan antisemitisme, Olimpiade Berlin tetap berlangsung—tetapi merupakan yang terakhir selama lebih dari satu dekade karena Perang Dunia II. (CULTURE CLUB)

Boikot Nazi dan Perang Dunia II

Komite Olimpiade Internasional memberikan penghargaan kepada Berlin sebagai tuan rumah Olimpade 1936. Penghargaan ini melambangkan kembalinya Berlin ke komunitas internasional setelah kekalahannya pada Perang Dunia I. Namun, kebangkitan Adolf Hitler dan larangan atlet Yahudi untuk bersaing membuat marah banyak orang. Gerakan untuk memboikot Olimpiade 1936 menyebar di Inggris Raya, Prancis, Swedia dan sekitarnya, hingga Amerika Serikat.

Meskipun Olimpiade masih berlangsung, ajang ini menjadi yang terakhir selama lebih dari satu dekade karena pecahnya Perang Dunia II.

Pada 1940, Jepang dijadwalkan menjadi tuan rumah Olimpiade musim panas di Tokyo dan musim dingin di Sapporo. Akan tetapi, setelah perang dengan Tiongkok meletus pada 1937 Jepang kehilangan haknya untuk menjadi tuan rumah dengan alasan meningkatnya biaya perang serta banjir di Tokyo, Yokohama, dan Kobe. 

Pejabat Olimpiade sekali lagi mempertimbangkan untuk memindahkannya ke Finlandia dan Jerman, yang pada akhirnya memindahkannya ke Helsinki. 

Tetapi pada 1940, Uni Soviet telah menginvansi Finlandia dan Olimpiade dibatalkan. Perang melanda dunia hingga 1945, memaksa para pejabat untuk membatalkan pertandingan musim panas 1944 di London dan pertandingan musim dingin di Cortina d'Ampezzo di Italia utara.