Menyongsong Usia ke-500, Jakarta Punya Lanskap Kota Baru Bertaraf Internasional

By Nana Triana, Selasa, 27 Juli 2021 | 12:27 WIB
Pekerja memotong rumput lapangan latih di area proyek pembangunan Jakarta International Stadium, Tanjung Priok, Jakarta, Senin (14/6/2021). (Dok. Nationalgeographic/Donny)

“Kami berharap stadion ini tidak hanya sekedar untuk pertandingan sepak bola, lebih dari sekedar kegiatan-kegiatan massal, namun untuk membuat warga Jakarta memiliki rasa kebersamaan,” ujar Anies.

Anies berharap, JIS dapat menjadi ikon sekaligus kebanggaan. Warga Jakarta pun memiliki rasa kepemilikan sehingga dapat menjaga fasilitas-fasilitas di stadion saat menggunakannya.

“Bangunan ini akan menjadi monumen besar di Jakarta. Oleh karena itu, mari kita rawat dengan sebaik-baiknya,” tegas Anies.

Ramah disabilitas dan berkonsep hijau

Selaras dengan konsep “Stadion Kita”, JIS menyediakan beragam fasilitas yang dapat memudahkan semua warga Jakarta untuk menggunakannya, termasuk warga dengan disabilitas.

JIS memiliki akses dan tribun khusus untuk penyandang disabilitas. Tribun tersebut memungkinkan warga dengan disabilitas untuk menonton pertandingan dengan kenyamanan dan sudut pandang terbaik.

Baca Juga: Kota Berusia 4.000 Tahun dari Era Babilonia Kuno Ditemukan di Irak

Direktur Utama Jakpro Dwi Wahyu Daryoto juga mengatakan, JIS dibangun dengan konsep keberlanjutan (sustainability). JIS, kata Dwi, telah mendapatkan sertifikasi Green Building Grade Platinum.

“JIS menjadi stadion di Asia pertama yang mendapatkan sertifikasi itu,” kata Dwi.

Dwi menjelaskan dengan mengusung konsep green building, JIS dapat menghemat energi salah satu diantaranya dengan nilai Overall Thermal Transfer Value (OTTV) mencapai 26,60 W/m2 dari standar maksimum SNI 35 W/m2.

“OTTV merupakan suatu nilai perpindahan panas dari luar ke dalam melalui selubung bangunan. Semakin rendah nilai OTTV dari suatu bangunan, berarti semakin rendah pula beban panas yang masuk ke dalam bangunan sehingga suhu kenyamanan di dalam tetap terjaga,” jelas Dwi.

Direktur Utama Jakpro Dwi Wahyu Daryoto (Dok. Nationalgeographic/Donny)

Lebih lanjut, Dwi juga menyampaikan, JIS menerapkan sistem drainase zero run off, dimana limpasan air hujan di dalam kawasan JIS tidak akan membanjiri lingkungan sekitar.

“Sistem zero run-off adalah komitmen yang memiliki dedikasi sangat tinggi terhadap kualitas lingkungan menjadi poin sangat penting dalam mencapai greenship platinum,” terang Dwi.

Selain itu, seluruh ruangan di JIS akan menggunakan lampu LED, termasuk juga taman-taman yang ada di kawasan stadion. Alasannya lampu LED lebih hemat energi. Sementara itu untuk penerangan di lapangan, nantinya akan memakai sport lighting khusus untuk menunjang broadcasting penyiaran.

Tak berhenti sampai di situ, JIS juga akan dilengkapi dengan konsep water conservation atau penghematan penggunaan air. Nantinya, wastafel, kran tembok maupun shower akan dilengkapi dengan fitur auto stop.

Baca Juga: Mengapa 'Kerang Disko' Bisa Menampilkan Pertunjukan Cahaya Cemerlang?

Itu artinya, setiap fitur di setting sesuai dengan standar yang berlaku. Misalnya, standar penggunaan shower mesti dibawah 9 liter per menit. Selanjutnya, air limbah di JIS juga nantinya akan dimanfaatkan kembali untuk menyiram tanaman dan rumput lapangan.

Keberlanjutan yang dimaksud, kata Dwi, juga tak hanya terbatas soal lingkungan. Dari aspek ekonomi, katanya, kawasan sekitar JIS harus terus berkembang seiring dengan hadirnya stadion tersebut.