Potongan Superbenua Kuno Zealandia Ditemukan di Bawah Selandia Baru

By Fikri Muhammad, Selasa, 27 Juli 2021 | 22:45 WIB
Baru-baru ini, para ilmuwan mengatakan bahwa Zealandia adalah benua yang paling tenggelam, tertipis, dan termuda yang pernah ditemukan (The Day Explorer) ()

Nationalgeographic.co.id—Pada 2018, Rose Turnbull, ahli geologi di Selandia Baru, mencoba menemukan kristal zirkon kecil. Dia ingin mengungkap rahasia benua kedelapan yang misterius: Zealandia. Benua ini juga dikenal dengan nama Maori, Te Riu-a-Maui.

Kristal-kristal ia kumpulkan dari pulau-pulau di Selandia Baru. Kepulauan ini merupakan sedikit bagian Zealandia dengan luas hampir dua juta mil persegi yang memanjang di permukaan laut. 

Baru-baru ini, para ilmuwan mengatakan bahwa Zealandia adalah benua yang paling tenggelam, tertipis, dan termuda yang pernah ditemukan. Turnbull, yang bekerja di kelompok penelitian dan konsultasi GNS Science bersama rekannya, ingin tahu lebih banyak tentang proses yang membentuk daratan ini.

Temuan mereka mengejutkan. Masih ada sebongkah benua super berusia satu miliar tahun yang tersembunyi di bawah sisi timur Selandia Baru Selatan dan Pulau Stewart. 

Penemuan ini menunjukkan bahwa Zealandia mungkin tidak semuda yang pernah mereka pikirkan, yang dapat memperkuat status kontinentalnya. 

"Benua seperti gunung es," kata penulis studi Keith Klepeis, ahli geologi struktural di University of Vermont di laman National Geographic. "Apa yang anda lihat di permukaan bukanlah sepenuhnya mahluk itu."

Penemuan yang dijelaskan dalam jurnal Geology itu dapat membantu memecahkan teka-teki yang telah lama membingungkan para ilmuwan. Sebagian besar benua mengandung inti batuan yang dikenal sebagai craton, semacam inti geologis yang berusia setidaknya satu miliat tahun, bertindak seperti dasar yang stabil di mana benua dibangun.

Masih ada sebongkah benua super berusia satu miliar tahun yang tersembunyi di bawah sisi timur Selandia Baru Selatan dan Pulau Stewart. (National Geographic) ()

Namun, sampai sekarang, kerak benua tertua yang ditemukan di Zealandia berumur sekitar 500 juta tahun yang lalu, secara geologis relatif muda. 

Jadi jika Zealandia adalah benua, mengapa kratonnya seolah-olah hilang? Kraton berasal dari bahasa Yunani yang berarti "kekuatan", yang merupakan bagian tua dan stabil dari litosfer benua, terdiri atas dua lapisan bumi paling atas, kerak, dan mantel teratas.

Fragmen batu purba yang baru ditemukan ini mungkin merupakan bagian dari kepingan Zealandia yang hilang. Penemuan itu "menandai kotak terakhir," kata Turnbull. "Kami sedang duduk di sebuah benua."

Pekerjaan ini juga bagian dari teka-teki yang lebih besar tentang bagaimana Zealandia muncul, kata Joshua Schwartz, seorang ahli geologi spesialis granit di California State University.

"Lapisan di atas Bumi yang kita sebut kerak, lapisan tipis itu adalah tempat semua tindakan untuk kehidupan terjadi," katanya.

Kerak benua adalah tempat kita hidup, bercocok tanam, mengambil air, menambang mineral, dan lainnya. "Pada dasarnya, semua kehidupan kita dibangun di atas kerak," lanjur Schwartz.

Baca Juga: Pertama Kalinya, Astronom Temukan Bukti Uap Air di Bulan Jupiter

Jalur menuju Mount Cook di Selandia Baru. Fragmen tersembunyi, berumur 1,3 miliar tahun, membantu para ilmuwan melacak sejarah 'benua yang hilang' dengan misterius di Zealandia. (Thinkstock)

Sementara penemuan itu menunjukkan bahwa kerak Zealandia jauh lebih tua dari yang diperkirakan, itu masih jauh lebih muda daripada sepupu benuanya.

Semua benua besar saat ini, seperti Afrika, Eropa, Asia, Australia, Amerika Utara, Amerika Selatan, dan Antartika menampung batuan yang berusia lebih dari tiga miliar tahun.

Saat ini tidak ada batasan usia yang menentukan benua dan kraton, tetapi sejarah mereka yang umumnya panjang, berbicara tentang daya tahan yang diharapkan dari bentang alam ini, Scwartz menjelaskan.

Mungkin Zealandia hanyalah sebuah benua muda. "Anda melihat proses penciptaan benua di sekitar fragmen pusat (Rodinia)," katanya.

Turnbull setuju dan menambahkan. "Ini seperti kelahiran kraton."

Pekerjaan ini menjanjikan bagi para ilmuwan untul lebih memahami bagaimana benua secara berkala bergabung menjadi superbenua dan kemudian pecah kembali.

'Studi ini menyoroti bahwa anda masih bisa mendapatkan potongan cerita yang sangat kuni dari bebatuan yang jauh, jauh lebih muda," kata Jack Mulder, ahli geologi di University of Queensland, yang bukan bagian dari tim studi.

Masih banyak lagi yang bisa ditemukan dalam batas-batas Zealandia, Turnbull menambahkan. "Itu hanya membuatmu tertarik untuk terus keluar dan mejelajah."