Apakah Seseorang Bisa Mengalami Overdosis dan Mati Karena Ganja?

By Utomo Priyambodo, Rabu, 28 Juli 2021 | 13:00 WIB
Phillip Hague, kepala hortikultura di Mindful, membaui akar tanaman ganja. Perusahaan ganjanya berbasis di Denver, Amerika Serikat. (Lynn Johnson/National Geographic)

Nationalgeographic.co.id—Informasi yang salah telah merajalela atas penggunaan ganja selama beberapa dekade. Pada 1936, film Reefer Madness yang dibiayai oleh kelompok gereja mengajarkan kepada masyarakat tentang bahaya yang ditimbulkan dari penggunaan ganja, mulai dari percobaan pembunuhan hingga bunuh diri dan kegilaan.

Sekitar waktu yang sama, Harry Anslinger dan yang lainnya memulai perang melawan ganja, yang setidaknya sebagian didorong oleh motif rasis. Sejak saat itu, rumor dan atau ilmu miring tentang ganja sering mengisi lubang yang menganga dalam penelitian.

Namun, kini sudah semakin banyak penelitian ilmiah soal manfaat ganja dan semakin banyak pula negara yang melegalkan penggunaan ganja. Meski demikian, konon, legalisasi ganja di berbagai negara telah menimbulkan banyak kampanye yang meragukan manfaat kesehatan tumbuhan tersebut. Bahkan justru kampanye-kampanye mengekspos bahayanya.

Sebenarnya, seberapa berbahayakah ganja? Bisakah itu membunuhmu? Apakah seseorang bisa mengalami overdosis dan meninggal karena ganja?