Guci Berusia 4.000 Tahun Mengungkap Sejarah Wanita Hamil Anak Kembar

By Ricky Jenihansen, Jumat, 30 Juli 2021 | 15:00 WIB
Pemakaman dengan guci di Szigetszentmiklos, Hongaria (Cavazzuti dkk/PLOS One)

Salah satu guci yang paling menonjol dari yang lain, yaitu makam berkode 241, berisi barang-barang mewah, diantaranya cincin rambut emas dan cincin leher perunggu, serta dua pin tulang. Bahkan makam itu berisi tanda-tanda penghormatan yang dimiliki komunitasnya, desain unik yang mencerminkan motif awal Vatya.

Di antara pecahan tulangnya juga terdapat tanda bahwa penghuninya adalah seorang wanita berusia 20-an akhir atau 30-an awal. Dan ia tidak dikubur sendirian, di sana juga terdapat janin berusia sekitar 30 minggu kehamilan, dimakamkan bersama wanita tersebut.

Jika guci lain sebagian besar hanya berisi bagian tubuh yang dikremasi, namun guci 241 isinya relatif lengkap. Seolah-olah telah dilakukan tingkat perawatan yang sangat baik untuk setiap fragmen kecil dari tumpukan kayu sebelum pemakaman.

Meskipun terfragmentasi, tubuhnya masih berisi detail kecil tentang riwayat hidupnya yang dapat diungkapkan melalui analisis isotopnya. Gerahamnya, misalnya, mengandung lapisan bahan yang disebut dentin yang menyimpan catatan biografis yang signifikan sebagai tanda kimia. Pada bagian kerucut dari tulang pahanya terdapat tanda-tanda nutrisi dan pergerakan.

Baca Juga: Pertama Kalinya di Dunia, Mumi Mesir Ditemukan dalam Kondisi Hamil

Tulang wanita (kiri), dan tulang janinnya (kanan). (Cavazzuti dkk/PLOS One)

 

Analisis tanda tersebut membantu para peneliti menggambarkan seorang wanita yang datang dari jauh ketika dia masih anak-anak, sekitar usia 8 hingga 13 tahun. Dan mungkin lahir di Moravia Selatan, yang sekarang disebut Republik Ceko. Analisis serupa pada sisa-sisa guci lain mengungkapkan integrasi tidak biasa, yaitu wanita lain yang juga datang dari berbagai tempat jauh di luar lokasi pemakaman.

Dapat dibayangkan, bagaimana seorang wanita muda yang terhormat itu menikah dengan seseorang dengan kedudukan tinggi dari komunitas Vatya, mengenakan cincin leher pusaka sebagai lambang kedudukannya. Pin tulang dan cincin rambutnya diberikan sebagai hadiah penyambutan untuknya.

Tragisnya, wanita tersebut meninggal di masa jayanya saat sedang hamil anak kembar. Temuan tersebut dapat memberi tahu detailnya, namun tidak diketahui pasti apakah penyebab kematiannya karena kelahiran dini atau sesuatu yang lain.

Selain kisah tragis dari guci nomor 241, beberapa sisa kremasi lainnya dapat memberi tahu banyak tentang budaya Vatya. Peneliti dapat menemukan jejak-jejak wanita yang melakukan perjalanan dari jauh untuk menciptakan ikatan yang mungkin untuk kesetiaan, kekuasaan atau politik di sepanjang Danube, 4000 tahun yang lalu.

Baca Juga: Minum Air Rumput Fatimah bagi Ibu Bersalin, Bermanfaat atau Berbahaya?