Guci Berusia 4.000 Tahun Mengungkap Sejarah Wanita Hamil Anak Kembar

By Ricky Jenihansen, Jumat, 30 Juli 2021 | 15:00 WIB
Pemakaman dengan guci di Szigetszentmiklos, Hongaria (Cavazzuti dkk/PLOS One)

 

Kemajuan teknologi telah mendorong batas-batas tentang seberapa terpeliharanya tubuh dengan baik agar para ahli dapat mengekstrak biografi. Dalam kasus seorang wanita muda Zaman Perunggu di tempat yang sekarang menjadi pusat Hongaria, bahkan kremasi tidak dapat menyembunyikan kisah tragisnya.

Ratusan guci tanah liat yang terkubur setengah kilometer dari tepi sungai Danube, kuno tersebut juga mengungkap informasi tentang pola migrasi komunitas Vatya, budaya lama yang hilang yang berasal dari Zaman Perunggu. Orang-orang dari budaya Vatya berkembang selama Zaman Perunggu Awal dan Pertengahan Hongaria (sekitar 2200-1450 SM) biasanya mengkremasi jenazah, sehingga membuat jenazah manusia sulit dianalisis dari perspektif bioarkeologi.

Sedikit yang kita ketahui saat ini tentang Vatya didasarkan pada hamburan struktur benteng dan kuburan mayat yang dikremasi yang terkubur dalam guci keramik. Itu hampir tidak cukup untuk memberikan wawasan tentang orang-orang yang menduduki lembah Danube selama sekitar setengah milenium sekitar 2100 SM.

 

Baca Juga: Belum Ada USG, Ini Cara Firaun Mengetahui Jenis Kelamin Bayi

Cincin leher perunggu, cincin rambut emas, peniti/jarum tulang yang ditemukan di dalam guci. (Cavazzuti dkk/PLOS One)

 

Pada penelitian kali ini, para ilmuwan menggunakan strategi pengambilan sampel osteologis baru untuk mempelajari lebih lanjut tentang orang-orang yang dimakamkan di pemakaman guci zaman Perunggu terbesar di Hongaria Tengah, tempat yang sekarang menjadi pusat Hongaria.

Claudio Cavazzuti dari University of Bologna, Italy dan rekan menganalisis jaringan manusia dari 29 kuburan, tiga penguburan utuh atau pemakaman dan 26 guci kremasi. Dengan menerapkan teknik perbandingan isotof strontium untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang orang-orang di kuburan guci kuno tersebut.

"Berkat spektrum luas dari metode, teknik dan strategi pengambilan sampel bioarkeologi baru, sekarang dimungkinkan untuk merekonstruksi sejarah kehidupan orang-orang yang dikremasi pada Zaman Perunggu," kata Cavazzuti, dilansir sciencedaily.