Stasiun Luar Angkasa Tiongkok Bersiap Untuk 1.000 Eksperimen Sains

By Ricky Jenihansen, Minggu, 1 Agustus 2021 | 19:31 WIB
Stasiun luar angkasa Tiongkok, Tiangong (CMSA)

Nationalgeographic.co.id—Tiongkok meluncurkan inti dari stasiun luar angkasanya pada April dan mengirim tiga astronotnya pada Juni lalu. Meskipun stasiun luar angkasa itu mungkin belum siap hingga akhir 2022,  usulan eksperimen dari seluruh dunia sudah mengantre panjang.

Kepada Nature, para ilmuwan Tiongkok mengatakan bahwa China Manned Space Agency (CMSA) untuk sementara telah menyetujui lebih dari 1.000 percobaan, beberapa di antaranya telah diluncurkan. Tiangong (bahasa Tiongkok untuk istana surgawi)—nama stasiun luar angkasa Tiongkok itu—telah disambut baik banyak peneliti untuk melakukan eksperimen di luar angkasa.

Sebelumnya, Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) adalah satu-satunya laboratorium ruang angkasa yang mengorbit. Para peneliti mengatakan, Tiangong adalah tambahan untuk pengamatan astronomi dan Bumi. Selain itu untuk mempelajari bagaimana gaya berat mikro dan radiasi kosmik memengaruhi fenomena pertumbuhan bakteri dan pencampuran cairan.

 

Namun, yang lain berpendapat bahwa stasiun luar angkasa berawak itu mahal, dan lebih bersifat politis daripada ilmiah. “Peningkatan akses ilmiah ke ruang angkasa adalah manfaat ilmiah secara global, tidak peduli siapa yang membangun dan mengoperasikan platform,” kata Julie Robinson, Chief Scientist for human exploration and operations di Markas Besar NASA di Washington DC.

Agnieszka Pollo, astrofisikawan di Pusat Penelitian Nuklir Nasional di Warsawa, merupakan bagian dari tim yang ikut mengirimkan eksperimen. Dia mengatakan bahwa satu stasiun ruang angkasa jelas tidak cukup sehingga kita membutuhkan lebih banyak stasiun ruang angkasa.

ISS diluncurkan pada 1998, sebagai kemitraan antara badan antariksa dari Amerika Serikat, Rusia, Eropa, Jepang dan Kanada. ISS telah menampung lebih dari 3.000 eksperimen sejak saat itu. Tapi, Tiongkok dilarang melakukannya karena aturan AS yang melarang NASA menggunakan dana untuk kolaborasi dengan Tiongkok.

Baca Juga: Para Astronaut Merayakan Olimpiade Musim Panas Tokyo di Luar Angkasa

Astronot Tiongkok Nie Haisheng bekerja di dalam modul Tianhe. (Jin Liwang/Xinhua/eyevine)

 

Di sisi lain, Tiongkok menyatakan tetap akan terbuka untuk kolaborasi dari semua negara, termasuk AS. Meski sebagian besar eksperimen yang dijadwalkan untuk Tiangong akan melibatkan peneliti Tiongkok.

Menurut Tricia Larose, seorang peneliti medis di Oslo University, stasiun luar angkasa telah menawarkan fasilitas baru, dan Tiongkok mendorong eksperimen yang belum pernah dilakukan di luar angkasa sebelumnya. "Mereka mengatakan, ya, bangun perangkat keras anda, lakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan sebelumnya, dan kirimkan kepada kami," katanya.

Pada Juni 2019, CMSA dan United Nations Office for Outer Space Affairs (UNOOSA), yang mempromosikan kolaborasi di luar angkasa telah memilih sembilan eksperimen, selain dari 1.000 eksperimen yang sementara telah disetujui Tiongkok. Penelitian tersebut, ungkap direktur UNOOSA, Simonetta Di Pippo, melibatkan 23 institusi di 17 negara.

Baca Juga: Ronald McNair, Lawan Rasisme dengan Menjadi Astronaut Challenger

 

Zhang Shuang-Nan, astrofisikawan di Chinese Academy of Sciences (CAS) Institute of High Energy Physics di Beijing mengatakan, meskipun sebagian besar proyek yang disetujui sejauh ini dipimpin oleh peneliti China, banyak yang memiliki kolaborator internasional.

Misi Sains Tiangong

Sebelumnya, Tiongkok telah meluncurkan dua laboratorium luar angkasa kecil, yaitu Tiangong 1 dan Tiangong 2. Keduanya telah menjadi tuan rumah lebih dari 100 percobaan, mengelilingi Bumi selama beberapa tahun, namun tidak lagi diorbitkan.

Bagian pertama dari Tiangong yang tiba adalah modul inti yang dikenal sebagai Tianhe (bahasa Tiongkok untuk harmoni surga). Pada akhir Mei, sebuah kapal kargo bernama Tianzhou-2 (bahasa Tiongkok untuk kapal surgawi) dikirim dan berlabuh untuk mengirimkan bahan bakar, pakaian luar angkasa, dan peralatan eksperimental.

Baca Juga: Seks di Luar Angkasa Adalah Hal Serius yang Perlu Dipikirkan

Konstruksi Tiangong diperkirakan akan selesai akhir tahun 2022. (Adrian Mann/Stocktrek Images/Alamy)

 

Kemudian, pada Juni, tiga astronot Tiongkok yang disebut Taikonoauts, dikirim menggunakan Shenzhou-12 (bahasa Tiongkok untuk kapal ilahi), memasuki ruangan sepanjang 17 meter yang akan menjadi rumah mereka selama tiga bulan ke depan.

Hingga satu tahun ke depan, CMSA akan mengirim delapan misi lagi ke Tiangong. Dua akan mengirimkan modul Wentian (bahasa Tiongkok untuk pencarian surga) dan Mengtian (bahasa Tiongkok untuk memimpikan surga), yang sebagian besar akan menampung eksperimen ilmiah.

Baca Juga: Akhirnya, Astronaut Tiongkok Bisa 'Spacewalk' di Stasiun Baru Mereka