Beberapa Perkara yang Harus Kita Ketahui Seputar Kenaikan Muka Laut

By National Geographic Indonesia, Minggu, 1 Agustus 2021 | 16:04 WIB
Air laut menggenangi wilayah permukiman penduduk di Kepulauan Solomon. Pada 2014, lima pulau dinyatakan hilang. (american.edu)

 

Pulau-pulau yang hilang tersebut ukurannya berkisar antara 1 hingga 5 hektar, dan tak dihuni oleh manusia. Akan tetapi, ada enam pulau lain yang ukurannya cukup besar dan mulai terendam air, padahal dua di antaranya berpenghuni. Seluruh desa-desa di pulau tersebut hancur dan penduduknya direlokasi.

Salah satunya adalah Pulau Nuatambu, yang dihuni oleh 25 keluarga dan setengah luasnya menjadi tak layak huni sejak 2011.

Kepala Dewan Bencana Nasional Kepulauan Solomon, Melchior Mataki, mengatakan bahwa studi ini menimbulkan pertanyaan tentang peran pemerintah dalam perencanaan relokasi.

“Pada akhirnya ini membutuhkan dukungan dari mitra pengembangan dan mekanisme finansial internasional seperti Green Climate Fund,” ujar Mataki.

Green Climate Fund merupakan bagian dari Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim. Lembaga ini didirikan untuk membantu negara-negara mengatasi perubahan iklim.

Baca Juga: Prediksi 1972 Tentang Kehancuran Global pada 2040 Tampak Sesuai Jalur

Kepulauan Georgia Baru, kelompok pulau vulkanik di negara Kepulauan Solomon, barat daya Samudra Pasifik, 90 mil (145 km) barat laut Guadalcanal. Perubahan iklim dan kenaikan muka laut mengancam negeri kepulauan di penjuru dunia. (Michael Pitts/Nature Picture Library)

Berdasarkan penelitian tersebut, beberapa penduduk Pulau Nuatambu pindah ke pulau vulkanik yang lebih tinggi. Beberapa orang lain terpaksa pindah dari Pulau Nararo.

Sirilo Sutaroti, salah satu penduduk yang direlokasi dari Nararo, berkata pada peneliti, “Permukaan laut mulai naik ke pulau, sehingga memaksa kami pindah ke puncak bukit dan membangun desa kembali di daerah yang jauh dari laut.”

Dari hari ke hari, permukaan laut dunia terus mengalami kenaikan. Apa penyebabnya, dan apa akibatnya?

Sampel inti, interpretasi pengukuran gelombang pasang, dan pengukuran satelit terbaru mengungkapkan pada kita bahwa selama abad terakhir, permukaan laut dunia telah meningkat antara 10 hingga 20 centimeter. Tingkat kenaikan permukaan laut dalam dua dekade terakhir mencapai 3,2 milimeter per tahun, dua kali lipat dari kecepatan rata-rata 80 tahun sebelumnya.

Selama seabad terakhir, pembakaran bahan bakar fosil dan aktivitas alami manusia lainnya telah melepaskan sejumlah besar gas pemerangkap panas ke atmosfer. Emisi ini menyebabkan suhu permukaan Bumi meningkat, dan lautan menyerap sekitar 80 persen panas tambahan ini.

Baca Juga: Petaka dari Dasar Bumi dan Luap Laut Jakarta. Apakah Kita Siap?