Fenomena Perubahan Iklim: Bunga-bunga Bermekaran di Puncak Gunung

By National Geographic Indonesia, Minggu, 1 Agustus 2021 | 21:02 WIB
Puncak pegunungan di Eropa semakin warna-warni—beragam spesies tanaman baru muncul di sana. Peneliti mengatakan, ini terjadi akibat perubahan iklim. (Thinkstock)

 

“Di semua puncak, jumlah kekayaan spesies tanaman telah meningkat. Percepantan pertumbuhannya sangat terasa dalam 30 tahun terakhir,” tulis tim peneliti yang dipublikasikan pada jurnal Nature. Tim peneliti ini terdiri atas 53 orang yang dipimpin oleh Sonja Wipf dari Institute for Snow and Avalanche Research di Davos, Swiss.

Laporan itu bertajuk Accelerated increase in plant species richness on mountain summits is linked to warming. Meskipun begitu, peneliti memperingatkan bahwa pertumbuhan flora ini mungkin terjadi dalam waktu singkat.

“Meskipun keanekaragaman hayati meningkat, tapi itu bukan sesuatu yang akan terus berlanjut,” kata Jonathan Lenoir, asisten peneliti dan juga ahli biostatistik di National Centre for Scientific Research, Prancis. “Mungkin kita akan melihat ‘hutang kepunahan’ akibat cepatnya pertumbuhan spesies baru ini,” ujarnya.

Baca Juga: Akibat Pemanasan Global, Bunga-bunga di Dunia Alami Perubahan Warna

Tim peneliti menemukan bahwa 9 dari 10 puncak gunung di Eropa menunjukkan peningkatan spesies tanaman yang signifikan. Hingga saat ini, belum ada yang mengalami penurunan. (PINTEREST)

 

Dalam ekologi, ‘hutang kepunahan’ merupakan istilah untuk menggambarkan dampak negatif yang tertunda pada spesies akibat perubahan lingkungan, seperti kehilangan habitat atau penurunan jumlah curah hujan.

Tren percepatan global dalam pembangunan masyarakat dan dampak lingkungan manusia bermula sejak pertengahan abad ke-20. Pertumbuhan tanaman baru di puncak gunung ini, konsisten dengan transisi planet Bumi yang semakin meluas dan lebar. Para ilmuwan menyebutnya dengan “percepatan luar biasa” yang telah dibahas sebagai indikator kunci permulaan zaman Antroposen.

Manusia mengalami percepatan yang luar biasa pada 1950-an. Ditandai dengan lonjakkan populasi, urbanisasi, pembangunan waduk yang besar, penggunaan pupuk dan air, konsumsi energi, hingga produksi plasti yang semakin tinggi.

Baca Juga: Perkenalkan, Moyang Bagi Semua Bunga yang Ada di Bumi

Suhu di gunung-gunung semakin menghangat. Bahkan, mengalami peningkatan sebanyak satu derajat Celsius bila dibandingkan dengan abad ke-19. (Breckenridge)

Sementara laporan tentang respons ekologis (misalnya, perubahan dalam rentang spesies atau kepunahan lokal) terhadap Percepatan Besar berlipat ganda. Sejauh ini belum diketahui apakah respons biotik tersebut mengalami percepatan yang sama dari waktu ke waktu. Kesenjangan pengetahuan ini berasal dari terbatasnya ketersediaan data deret waktu tentang perubahan keanekaragaman hayati di seluruh wilayah temporal dan geografis yang luas.

Di sisi lain dan dalam waktu yang bersamaan, terjadi juga peningkatan dramatis pada tanda-tanda vital Bumi: konsentrasi atmosfer gas rumah kaca (CO2, metana, oksida nitrat), penipisan ozon, laut semakin asam, hutan tropis berkurang, keruntuhan stok ikan dan tentu saja peningkatan suhu.

Baca Juga: Amorphophallus titanum, Si Bunga Bangkai Raksasa yang Terancam Punah