Nationalgeographic.co.id - Rasanya tidak adil bila hanya manusia yang mengenal siapa moyang mereka. Mungkin hal ini yang mendorong para peneliti untuk mencari tahu seperti apa wajah moyang bunga-bunga yang ada di Bumi ini.
Para peneliti meyakini bahwa semua bunga berasal dari satu moyang yang hidup 140 juta tahun lalu. Melalui sebuah rekonstruksi ilmiah yang canggih, tim ilmuwan dari Universite Paris-Saud mencoba menguak kecantikan wajah moyang itu.
Herve Sauquet dan tim menganalisis 792 spesies bunga yang ada saat ini dan memetakan penyebarannya dalam sebuah pohon evolusi. Kemudian, mereka melakukan kalkulasi untuk menentukan jenis yang menjadi moyang terakhir.
Baca Juga : Belum Sempat Diberi Nama, Spesies Pohon Baru Ini Sudah Punah
Hasil rekonstruksi menunjukkan bahwa moyang semua bunga memiliki mahkota yang tersusun melingkar dalam satu bidang. Bila Anda belum terbayang, bentuknya menyerupai mahkota bunga lili.
Sementara itu, kelopak bunga tersusun saling bertumpuk dan membentuk spiral, mengelilingi batang. Masih belum terbayang? Bentuknya mirip seperti kelopak lotus.
"Untuk beberapa bagian, hasil studi mengejutkan, terutama fakta bahwa organ bunga tersusun melingkar, bukan spiral seperti yang kami bayangkan," ungkap Sauquet.
Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Nature Communication ini mengungkapkan bahwa moyang semua bunga juga berkelamin ganda. Artinya, benang sari dan putik terletak dalam satu bunga.
Baca Juga : Ukiran Kuno yang Tersembunyi Selama 600 Tahun Ditemukan di Makam Uskup
"Studi ini membuka mata kita betapa rumit moyang bunga. Sekarang tugas kami adalah mencari sesuatu dan mirip dengan rekonstruksi dalam catatan fosil," kata Jason Hilton dari University of Birmingham yang juga terlibat dalam studi.
Hingga kini, moyang segala bunga yang indah ini masih menyisakan banyak misteri. Ilmuwan belum mampu mengungkap evolusi bunga karena terkendala dalam penemuan fosilnya. Meski begitu, hasil rekonstruksi ini memberikan gambaran kepada para peneliti sebagai sebuah langkah awal.
Source | : | BBC |
Penulis | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
Editor | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
KOMENTAR