"[Makhluk-makhluk itu] mencoba melindungi diri mereka sendiri, mengambil posisi menunduk dengan menarik lengan-lengan mereka, tetapi semuanya sia-sia," ujar Tim Ewin, ahli paleontologi dan kurator senior di Natural History Museum of London kepada BBC. "Mereka terdorong ke dalam sedimen dan terkubur hidup-hidup."
Situs ini berasal dari periode Jurassic tengah, kira-kira 200 juta hingga 145 juta tahun yang lalu. Masa itu adalah periode ketika para sauropoda raksasa dan dinosaurus theropoda haus darah menguasai daratan.
Pada masa itu juga kehidupan di laut sedang dalam transisi. Sebanyak setengah dari semua spesies di laut telah mati dalam peristiwa kepunahan pada akhir periode Trias, dan para echinodermata berlengan kurus kemudian berevolusi seperti orang gila untuk mengisi kekosongan tersebut.
Baca Juga: Arkeolog Menemukan 'Kota Emas Luxor yang Hilang', Pompeii Versi Mesir
Berkat keberadaaan lima pasang lengan berduri yang memancar keluar dari tubuh mereka, echinodermata kemudian menjadi sangat berhasil dalam meraih makanan yang melewati mereka, menurut para peneliti. Beberapa echinodermata, seperti bintang laut dan teripang, bisa berjalan di dasar lautan. Beberapa echinodermata yang lain, seperti bunga lili laut, berlabuh di tempatnya dan menunggu makanan datang kepada mereka.
Situs dasar laut yang ditemukan ini kemungkinan cukup dangkal, mungkin kedalamannya hanya sekitar 65 hingga 130 kaki atau 20 hingga 40 meter, kata tim tersebut. Situs itu terletak di Inggris tengah saat ini, tapi dulunya pada masa pertengahan Jurassic, daerah itu mungkin lebih dekat dengan wilayah yang sekarang menjadi Afrika Utara dan airnya jauh lebih hangat daripada sekarang.
Baca Juga: Mengapa Hanya Burung Yang Tersisa dari Era Kepunahan Dinosaurus?
Meskipun tidak mungkin untuk mengetahui apa sebenarnya yang menghancurkan komunitas besar ini, para peneliti berterima kasih atas apa pun itu. Jika tidak terawetkan di bawah lumpur yang menutupinya, makhluk-makhluk purba ini kemungkinan besar akan dilahap hewan-hewan pemakan bangkai di laut sehingga hanya menyisakan sedikit hal yang bisa dipelajari, kata tim tersebut.
Dengan ditemukannya ribuan spesimen beragam untuk diperiksa ini, para peneliti berharap bisa mempelajari lebih lanjut tentang evolusi echinodermata selama periode Jurassic, termasuk mendeskripsikan beberapa spesies baru. Selain mendapatkan fosil hewan-hewan laut purba itu, tim peneliti juga menemukan sampel kayu dan serbuk sari yang terawetkan di bebatuan, yang dapat mengungkapkan lebih banyak detail tentang perubahan iklim pada saat itu.
"Kami akan menjelaskan secara rinci spesies-spesies baru itu dan menggambarkan variabilitas tanaman dan hewan yang kami temukan di lokasi tersebut," ucap Ewin dalam pernyataannya seperti dilansir Live Science.
Baca Juga: Dahsyatnya Letusan Vesuvius, Hanya Butuh 15 Menit Musnahkan Pompeii