Seorang Bocah Berusia Enam Tahun Tewas Dimakan Macan Tutul di India

By Utomo Priyambodo, Rabu, 4 Agustus 2021 | 16:40 WIB
Macan tutul. Konflik manusia dan satwa kian meningkat karena habitat satwa yang kian terdesak oleh populasi manusia. Perlu sinergi berbagai pihak untuk mengurangi konfik tersebut melalui konsep budaya dan ekologi. (Pixabay)

Warga sekitar tiba di lokasi setelah mendengar teriakan anggota keluarga korban tersebut. Ayah anak itu melakukan beberapa upaya untuk menyelamatkan gadis itu tetapi gagal. Polisi dan petugas departemen kehutanan juga bergegas ke tempat kejadian dan mulai mencari gadis itu.

Kepala gadis itu ditemukan telah terpenggal di kawasan hutan pada Senin pagi. Akashdeep Badhawan, seorang petugas kehutanan, mengatakan kepada Press Trust of India bahwa mereka tidak dapat menemukan bagian tubuh yang tersisa dari gadis tersebut.

Para petugas kehutanan telah memasang perangkap kadang untuk macan tutul setelah warga setempat menyuarakan kekhawatiran tentang keberadaan satwa itu di sekitar permukiman.

Insiden terbaru ini terjadi hanya dua hari setelah seorang anak berusia 7 tahun dianiaya oleh macan tutul di dekat area yang sama. Menyusul insiden terakhir, para petugas kehutanan telah memberi tahu tim penjinak hewan untuk bertindak. Selain itu, pihak berwenang juga telah mendesak penduduk desa untuk tidak keluar rumah pada malam hari dan menjaga anak-anak agar tetap di dalam rumah.

 

Baca Juga: Seorang Pria Tewas Diinjak Gajah yang Jadi Korban Ejekan Warga

 

Macan tutul bersiap untuk menurunkan bangkai macan tutul lain dari atas pohon, untuk kemudian disantap. Kejadian macan tutul keluar dari habitatnya dan kemudian masuk ke permukiman manusia bisa disebabkan oleh beberapa hal. Penyebab tersebut antara lain akibat kerusakan habitat, semakin minimnya hewan buruan mereka, dan kekeringan. Seringkali, kondisi ini terjadi akibat ulah manusia juga. (Sergey Gorshkov/National Geographic)

Ada beberapa serangan fatal macan tutul yang terjadi di India selama beberapa bulan terakhir. Para pejabat mengatakan serangan macan tutul itu menyebabkan lebih dari setengah kematian dalam insiden konflik manusia-satwa liar di negara tersebut. Mereka mengklaim telah mengambil langkah-langkah untuk mengatasi kasus tersebut.

Bulan lalu, seorang anak berusia 2 tahun dianiaya sampai mati oleh macan tutul di negara bagian Gujarat, India. Tubuh anak yang dimakan sebagian itu kemudian ditemukan.

"Ia memakan sekitar 70-80 persen tubuhnya. Korban hanya bisa dikenali dari pakaiannya. Empat kandang telah disiapkan di area tersebut untuk menangkap kucing liar itu," kata petugas hutan Arpit Bhariya saat itu, seperti dilansir International Business Times.

Kejadian macan tutul keluar dari habitatnya dan kemudian masuk ke permukiman manusia bisa disebabkan oleh beberapa hal. Penyebab tersebut antara lain akibat kerusakan habitat, semakin minimnya hewan buruan mereka, dan kekeringan. Seringkali, kondisi ini terjadi akibat ulah manusia juga.

Tak hanya masuk ke desa, macan tutul di India juga kerap masuk ke permukiman warga di kota karena tersesat. Sebelumnya, pada Maret lalu, seekor macan tutul tersesat ke area permukiman di Kota Indore, Madhya Pradesh, India. Macan tutul tersebut menyerang sejumlah warga perumahan di sana.

Lima orang, termasuk seorang gadis balita berusia satu tahun, terluka dalam serangan macan tutul yang nyasar ke area perumahan tersebut. Macan tutul itu kemudian dibius dan ditangkap oleh pihak berwenang setelah lima jam proses kejar-mengejar.

Macan tutul itu berkelana ke wilayah Limbodi dan sekitarnya di Indore dari hutan terdekat. Selain balita berumur satu tahun, korban-korban lainnya dari macan tutul itu adalah seorang wanita berusia 30 tahun, seorang pegawai kebun binatang, seorang pegawai departemen kehutanan, dan seorang penjaga, kata pihak berwenang sebagaimana diberitakan NDTV.

Macan tutul itu berhasil diperangkap dengan menggunakan jaring di sebuah gedung yang sedang dibangun di daerah Limbodi. Hewan itu kemudian dibius dengan bantuan senjata panah, kata penanggung jawab Kebun Binatang Kamla Nehru, Dr Uttam Yadav, kepada PTI.

Baca Juga: Lukisan Harimau Raden Saleh: Jejak Nestapa Satwa di Pulau Jawa