Bersama-sama keduanya melihat semua detail yang terawetkan pada fosil tersebut. Dan akhirnya, detail kaki belakangnya yang melengkung membuktikan identitas aslinya sebagai kumbang daun berkaki katak. Detail lengkap identifikasi fosil kumbang tersebut telah dipublikasikan di Jurnal Ilmiah Papers in Palaeontology pada 6 Agustus 2021.
Arti Sebuah Nama
Nama ilmiah terdiri dari dua komponen, genus dan nama spesies. Seperti misalnya Homo sapiens. Pada kasus fosil kumbang ini, menurut peneliti membutuhkan nama genus baru.
Kemudian, karena fitur yang terdapat pada fosil tersebut tidak cocok dengan genus kumbang daun berkaki katak yang ada saat ini. Karena keindahannya, Krell dan Vicente memilih nama Pulchritudo, yang merupakan bahasa Latin untuk kecantikan.
Baca Juga: Studi: Kumbang Daun Berpotensi Lidungi Jutaan Orang Dari Hay Fever
Ahli zoologi dan botani sering mendedikasikan spesies baru untuk rekan-rekan yang telah memberikan kontribusi signifikan terhadap ilmu pengetahuan, atau kepada orang-orang yang istimewa bagi mereka.
Fosil kumbang itu kemudian diberi nama Pulchritudo attenboroughi atau Attenborough’s Beauty. Nama tersebut diambil dari nama penyiar dan naturalis Inggris, Sir David Attenborough yang menurut Krell, telah mengilhami dia, keluarganya, dan jutaan orang lain melalui film dokumenternya tentang alam.
“Tidak ada yang memberikan keagungan dan keindahan alam lebih mengesankan daripada Sir David. Fosil ini, unik dalam pelestarian dan keindahannya, adalah spesimen yang tepat untuk menghormati orang yang begitu hebat,” jelas Krell.
Baca Juga: Perkenalkan, Lenardo DiCaprio, Spesies Baru Kumbang Air Asli Indonesia