Para pengajar SMA Kolese De Britto sependapat bahwa mereka tidak hanya menyampaikan bahan pelajaran. Tetapi juga menolong dan membantu anak didik memilih jalan hidup serta perbuatan sendiri. Anak didik diajak untuk bebas menjatuhkan sendiri pilihan pada nilai-nilai kemanusiaan serta berani memperjuangkannya (dedikasi).
Untuk mengokohkan dasar pendidikan di SMA tersebut, maka prasasti tersebut dibuat replika dan ditaruh kembali di SMA tersebut. Dalam acara Tumbuk Ageng, Agustus 2012 lalu, semacam reuni akbar di usianya yang ke 64 tahun ini, SMA ini memantapkan komitmennya untuk terus merefleksikan sejarah serta berjuang untuk kemajuan Indonesia.
Contoh lain kekayaan Indonesia dalam prasasti, candi, dan bangunan arkeologi tertuang dalam feature National Geographic Indonesia edisi September 2012, Metropolitan yang Hilang.