Menghebohkan Sains, Misteri Penis Berkepala Empat Ekidna Terpecahkan

By Hanny Nur Fadhilah, Senin, 9 Agustus 2021 | 14:00 WIB
Seekor echidna berparuh pendek di Australia. (Live Science)

Evolusi ereksi

Model komputer 3D mengungkapkan bahwa tabung uretra, tempat sperma bergerak, terbelah di bawah kepala menjadi dua tabung terpisah, yang masing-masing membelah lagi untuk memungkinkan sperma dikirim ke masing-masing dari empat kepala. Ini masuk akal, tetapi temuan itu tidak menjelaskan mengapa hanya dua kepala yang digunakan saat berhubungan seks.

"Awalnya, kami pikir kami akan menemukan semacam mekanisme katup" yang akan mengendalikan tindakan satu sisi yang terlihat pada ekidna," tulis para peneliti. 

Penis mamalia terdiri dari dua jenis utama jaringan ereksi yanitu corpus cavernosum dan corpus spongiosum. Kedua jaringan terisi darah selama ereksi. Tetapi peran korpus kavernosum terutama untuk menyediakan struktur yang kaku pada penis, sedangkan korpus spongiosum menjaga saluran uretra tetap terbuka untuk memungkinkan sperma melewatinya.

Baca Juga: Gara-gara Zat Langka Ini Status Landak di Asia Tenggara Terancam Punah

Echidna atau ekidna di Melbourne Zoo. Di Indonesia disebut landak irian, kadang juga dikenal sebagai landak pemakan semut berduri. Satwa ini termasuk dalam famili Tachyglossidae dalam ordo monotremata mamalia bertelur. Empat spesies ekidna dan platipus yang masih ada adalah satu-satunya mamalia hidup yang bertelur dan satu-satunya anggota ordo Monotremata yang masih hidup. (Wikimedia Commons)

Kerangka ekidna. Salah satu misteri monotremata terbesar adalah penis echidna, yang memiliki empat kepala atau kelenjar yang terpisah di ujung batangnya. (Wikimedia Commons)

Baca Juga: Burung dan Mamalia Lebih Berpeluang Selamat dari Perubahan Iklim

Setiap jaringan dimulai sebagai dua struktur berbeda di dasar penis. Pada kebanyakan mamalia, dua struktur corpus spongiosum bergabung menjadi satu, sedangkan corpus cavernosum tetap terpisah. Namun pada ekidna berparuh pendek, cavernosum menyatu sedangkan spongiosum tetap terpisah. Jaringan spongiosum yang terpisah inilah memungkinkan ekidna untuk tegak setiap setengah, atau sepasang kepala, secara independen dari yang lain.

Fenelon tidak begitu yakin ini bermanfaat bagi pejantan ekidna. Mereka berpikir ini bisa menjadi keuntungan bagi kompetisi jantan-jantan untuk memperebutkan betina.

Selama percobaan, para peneliti menemukan bahwa dengan memasangkan kepala secara bergantian, individu tersebut dapat berejakulasi 10 kali berturut-turut tanpa jeda yang berarti. Hal ini memungkinkan beberapa pejantan untuk mendapatkan keuntungan dari yang lain, tetapi peneliti memerlukan lebih banyak eksperimen untuk mengonfirmasi gagasan ini.

Studi ini dipublikasikan di jurnal Sexual Development.