Spesies Bakteri yang Amat Tangguh Ditemukan, Bisa Berkembang di Beton

By Utomo Priyambodo, Senin, 9 Agustus 2021 | 21:00 WIB
Beton jalan yang rusaak. (Wikimedia Commons)

Penelitian sebelumnya telah menetapkan bahwa bakteri memang dapat membuat rumah mereka di dalam beton. Sementara dalam penelitian terbaru ini, para ilmuwan ingin melihat lebih dekat mikroba mana yang ada di dalam beton dan bagaimana komunitas mereka dapat berubah dari waktu ke waktu.

"Sama sekali tidak ada yang diketahui (sebelumnya) tentang mikroba dalam beton," kata Julie Maresca, ahli mikrobiologi dari University of Delaware, seperti dilansir Science Alert. "Ini adalah bahan bangunan yang paling umum digunakan di dunia, tapi kami tidak tahu apa-apa tentang apa yang hidup di sana."

"Bakteri ada di lingkungan basah, sistem saluran pembuangan, tiang jembatan dan kita tahu bahwa mikroba di permukaan dapat mendegradasikannya. Tapi apa yang ada di sana dan apakah bakteri melakukan sesuatu? Bisakah bakteri memberi tahu kita sesuatu?"

Baca Juga: Bakteri dari Luar Angkasa Dapat Mengancam Sistem Kekebalan Tubuh Manusia

Proteobacteria ini bernama Escherichia coli, yang difoto dengan mikrograf elektron suhu rendah berwarna dari sekelompok bakteri. Bakteri individu dalam foto ini berbentuk lonjong dan berwarna coklat. Ucapan Terima Kasih Foto milik InsectImages.org. Pewarnaan oleh Christopher Pooley. (TREE OF LIFE WEB PROJECT)

Maresca dan rekan-rekannya menggunakan 40 sampel silinder beton untuk penelitian ini, masing-masing seukuran botol satu liter. Beberapa silinder beton menggunakan campuran beton standar –rentan terhadap reaksi alkali-silika yang merusak– sementara yang lain menggunakan formula yang dirancang untuk melindungi dari reaksi ini.

Setelah pemantauan rutin selama dua tahun di atap lab, bakteri yang paling umum ditemukan dalam analisis DNA sampel-sampel tersebut adalah Proteobacteria, Firmicutes, dan Actinobacteria. Sekitar 50-60 persen bakteri mungkin berasal dari material mentah atau bahan baku beton tersebut, kata para peneliti, terutama kerikil.

Tim peneliti mengamati bahwa keragaman bakteri menurun dari waktu ke waktu, meskipun beberapa jenis bakteri ada yang bolak-balik muncul dan menghilang saat musim berubah. Ini mungkin merupakan indikasi bahwa ketersediaan sumber makanan juga berubah.

Baca Juga: Lewat Bakteri Ini, Ilmuwan Ungkap Sejarah Migrasi Manusia ke Amerika