Nationalgeographic.co.id—Beberapa jenis bakteri ternyata cukup kuat untuk bertahan dalam kondisi yang paling tidak ramah. Bahkan, menurut sebuah studi terbaru, ada bakteri yang bisa hidup di dalam beton.
Mikroba ini tidak hanya dapat bertahan hidup di material bangunan yang kering dan tidak ramah tersebut. Bakteri ini ternyata juga dapat berkembang biak di sana.
Studi terbaru ini menunjukkan bahwa bakteri ini dapat memberikan peringatan dini dari reaksi alkali-silika yang diinduksi oleh kelembapan yang dapat menyebabkan defisiensi struktural beton. Lebih jauh lagi, kita bahkan mungkin bisa memanfaatkan bakteri ini untuk memperbaiki kerusakan jembatan dan jalan.
Apakah berbahaya bagi manusia?
Penelitian sebelumnya telah menetapkan bahwa bakteri memang dapat membuat rumah mereka di dalam beton. Sementara dalam penelitian terbaru ini, para ilmuwan ingin melihat lebih dekat mikroba mana yang ada di dalam beton dan bagaimana komunitas mereka dapat berubah dari waktu ke waktu.
"Sama sekali tidak ada yang diketahui (sebelumnya) tentang mikroba dalam beton," kata Julie Maresca, ahli mikrobiologi dari University of Delaware, seperti dilansir Science Alert. "Ini adalah bahan bangunan yang paling umum digunakan di dunia, tapi kami tidak tahu apa-apa tentang apa yang hidup di sana."
"Bakteri ada di lingkungan basah, sistem saluran pembuangan, tiang jembatan dan kita tahu bahwa mikroba di permukaan dapat mendegradasikannya. Tapi apa yang ada di sana dan apakah bakteri melakukan sesuatu? Bisakah bakteri memberi tahu kita sesuatu?"
Baca Juga: Bakteri dari Luar Angkasa Dapat Mengancam Sistem Kekebalan Tubuh Manusia
Maresca dan rekan-rekannya menggunakan 40 sampel silinder beton untuk penelitian ini, masing-masing seukuran botol satu liter. Beberapa silinder beton menggunakan campuran beton standar –rentan terhadap reaksi alkali-silika yang merusak– sementara yang lain menggunakan formula yang dirancang untuk melindungi dari reaksi ini.
Setelah pemantauan rutin selama dua tahun di atap lab, bakteri yang paling umum ditemukan dalam analisis DNA sampel-sampel tersebut adalah Proteobacteria, Firmicutes, dan Actinobacteria. Sekitar 50-60 persen bakteri mungkin berasal dari material mentah atau bahan baku beton tersebut, kata para peneliti, terutama kerikil.
Tim peneliti mengamati bahwa keragaman bakteri menurun dari waktu ke waktu, meskipun beberapa jenis bakteri ada yang bolak-balik muncul dan menghilang saat musim berubah. Ini mungkin merupakan indikasi bahwa ketersediaan sumber makanan juga berubah.
Baca Juga: Lewat Bakteri Ini, Ilmuwan Ungkap Sejarah Migrasi Manusia ke Amerika
"Apa yang mereka makan?" kata Maresca. "Mungkin mereka memakan mayat mikroba lain. Jika tidak ada yang dimakan, beberapa dari mereka dapat membentuk spora atau membentuk tipe sel yang tidak aktif dan tidak melakukan apa pun sampai hujan, lalu makan sebanyak yang mereka bisa dan menjadi tidak aktif lagi."
Ada sedikit perbedaan pada bakteri yang ditemukan pada kedua jenis beton tersebut. Selain itu, beberapa jenis mikroba tampaknya lebih menyukai beton dengan material campuran standar.
Para peneliti berharap bahwa penelitian lebih lanjut dapat membantu kita untuk mengidentifikasi struktur yang berpotensi tidak stabil hanya dengan mengidentifikasi keberadaan bakteri mereka. Identifikasi ini diperlukan bahkan sebelum retakan pada beton itu muncul.
Baca Juga: Ilmuwan Temukan Bakteri yang Tak Bisa Terdeteksi Sistem Imun Manusia
Dalam laporan tahun 2020 dari Amerika Serikat, lebih dari 45.000 dari 618.456 jembatan di negara itu terdaftar dalam kondisi "buruk". Seperti yang pernah terjadi sebelum dan baru-baru ini, runtuhnya beton bisa berakibat fatal.
Selain mengidentifikasi keberadaan bakteri di beton untuk mencegah robohnya struktur jembatan atau jalan, keberadaan sejumlah bakteri tampaknya juga berpotensi untuk menambal retakan struktur beton yang ada. Karena beberapa bakteri dapat menghasilkan kalsium karbonat –yang cocok untuk mengisi celah dan pori-pori beton– ada harapan bahwa mikroorganisme ini dapat digunakan untuk membantu memperbaiki bangunan dan infrastruktur, meskipun aplikasi semacam itu masih jauh.
"Sejauh yang kami tahu, mikroba tidak merusak beton," kata Maresca. "Mikroba tidak memakan fondasi. Kami berharap dapat menggunakannya untuk informasi dan berpotensi membantu perbaikan."
Laporan penelitian Maresca dane rekan-rekannya ini telah terbit di jurnal mSystems pada 4 Mei 2021.
Baca Juga: Hasil Analisis Empat Mikroba di Luar Angkasa, Tiga Tak Dikenal Sains