Hewan-Hewan di Kebun Binatang Beijing Tiru Perkelahian Sejumlah Turis

By Utomo Priyambodo, Selasa, 10 Agustus 2021 | 19:37 WIB
Ilustrasi anak-anak panda, hewan khas Tiongkok. (Lutfi Fauziah)

Dalam sebuah video internet yang tersebar, seperti dilansir Science Times, sejumlah pria dan wanita di kebun binatang itu terlihat saling menendang dan menjambak rambut satu sama lain. Seorang wanita yang menggendong seorang bayi berlari ke depan, menendang dan menjambak rambut wanita lain yang berjibaku di tanah. Segera setelah itu, seorang pria menendang punggung seorang ibu yang sedang menggendong bayi tersebut. Ibu dan bayinya itu kemudian terjatuh ke tanah.

Banyak pengunjung dan hewan yang menonton saat mereka berteriak, menjambak, memukul, dan menendang satu sama lain. Setelah mediasi, kedua belah pihak mencapai kesepakatan.

Seorang sumber mengatakan kepada Global Times bahwa hewan-hewan di kebun binatang itu terkejut dengan kejadian tersebut. Sebab, ini adalah pertama kalinya mereka menyaksikan banyak manusia berkelahi. Perkelahian antarmanusia itu tidak jauh dari kandang gorila.

Kemudian, hewan-hewan di rumah-rumah hewan atau kandang-kandang mereka sendiri mengikuti dan mulai berkelahi. Situasi yang menegangkan ini meningkat dengan cepat.

Baca Juga: Pertama Kalinya, Simpanse dan Gorila Terlihat Berperang di Alam Liar

Panda raksasa (Ailuropoda melanoleuca) adalah beruang asli Tiongkok Tengah Selatan. Cirinya, mantel hitam-putihnya yang tebal dan tubuh yang gemuk. (Wikimedia Commons)

Pihak kebun binatang mengatakan dalam laporan Global Times yang sama bahwa hewan-hewan tersebut telah menjalani pelatihan kesabaran dari para penjaga. Pihak kebun binatang tidak memerinci hewan apa saja yang berkelahi, namun hewan-hewan itu telah diberi tahu bahwa berkelahi itu tidak baik. Pihak kebun binatang juga menyiratkan bahwa para turis yang berkelahi di kebun binatang itu bukanlah contoh yang baik.

Insiden itu membuat banyak pengguna internet Tiongkok geli dan tertawa miris. "Manusia-manusia yang berkualitas tinggi bahkan membuat hewan-hewan tertawa," kata seorang netizen. Sementara netizan yang lain menambahkan, "Giliran bagi para hewan untuk menikmati sebuah pertunjukan sirkus."

Apa yang dilakukan oleh para hewan di kebun binatang di Beijing tersebut biasa disebut sebagai imitasi atau peniruan. Istilah imitasi atau peniruan telah digunakan untuk menggambarkan berbagai macam perilaku hewan yang mirip kelakuan manusia. Mulai dari menggunakan alat-alat hingga berkelahi seperti yang terjadi di kebun binatang di Beijing tersebut.

Baca Juga: Pertama Kalinya, Macan Kumbang Florida Terekam Sedang Berebut Wilayah

Salah satu gerbang lama di Beijing Safari Zoo, yang kini tidak digunakan lagi. Kebun Binatang Beijing adalah taman zoologi di Xizhimen, Distrik Xicheng, Beijing, ibu kota Tiongkok. Kebun binatang ini didirikan pada 1906 selama akhir dinasti Qing, yang menjadikannya kebun binatang tertua di Tiongkok. Kebun binatang ini juga merupakan pusat penelitian zoologi yang mempelajari dan membiakkan hewan langka dari berbagai benua. (Wikimedia Commons)

Avian Visual Cognition mengatakan bahwa kata imitasi atau peniruan mengacu pada spektrum yang luas dari perilaku hewan, dari adaptasi antipredator fisik seperti bintik mata, yang sepenuhnya diatur secara genetik, hingga kemampuan manusia untuk melebih-lebihkan sifat tertentu, yang terutama dikendalikan secara kognitif.

Imitasi adalah agak yang agak kabur. Sebuah laporan penelitian dari sejumlah ilmuwan yang berjudul "The Evolution of Imitation: What Do the Capacities of Non-Human Animals Tell Us About the Mechanisms of Imitation?" mengatakan bahwa itu adalah strategi di mana sang penonton menghemat waktu dan energi dengan meniru solusi makhluk lain untuk suatu masalah.

Beberapa ilmuwan lain menganggap imitasi sebagai salah satu kemampuan kognitif hewan yang paling maju. Hal itu menunjukkan bahwa hewan menjadi pengamat yang menyerap informasi tentang teknik baru sambil menarik kesimpulan tentang efisiensi metode yang diamati, kendala situasi, serta tujuan dan sasaran makhluk lain tersebut.

Baca Juga: Menelusuri Jejak Keluarga Panda dari Fosil Berusia 22 Ribu Tahun