Waspada Potensi Letusan Gunung Merapi 2021, Kenali Tanda-Tandanya

By Utomo Priyambodo, Selasa, 10 Agustus 2021 | 17:00 WIB
Gunung Merapi yang terletak di Kabupaten Klaten, Megelang, Boyolali dan Sleman meletus. (BNPB)

 

PVMBG menyarankan penduduk yang tinggal di wilayah-wilayah yang terdampak erupsi, terutama yang tinggal di dekat lereng yang subur, untuk menjauh dari kawah gunung berapi. Warga dihimbau mengungsi setidaknya sejauh 5 kilometer dari kawah.

Puncak Gunung Merapi berada di ketinggian 2.968 meter atau 9.737 kaki dan terletak di dekat kota tua Yogyakarta. Yogyakarta adalah tempat ribuan orang tinggal dan salah satu pusat kebudayaan Jawa. Selain itu, sejumlah dinasti kerajaan juga pernah hidup di kota itu berabad-abad yang lalu.

Menurut Volcano Discovery, Gunung Merapi adalah gunung berapi yang paling aktif dari lebih dari 120 gunung berapi di Indonesia. Gunung ini berbentuk stratovolcano curam dan berlokasi di wilayah provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Gunung ini meletus setiap lima sampai sepuluh tahun.

Baca Juga: Studi Terbaru Ungkap Kenapa Gunung Api di Indonesia Sangat Berbahaya

 

Gunung Merapi terletak di Indonesia, sebuah negara yang berada di kawasan Cincin Api Pasifik (Ring of Fire). Di kawasan ini, aktivitas vulkanik atau letusan gunung berapi diperkirakan akan sering terjadi.

Nama "Merapi" sendiri berasal dari bahasa Jawa kuno yang memiliki arti "yang membuat api." Nama Merapi ini juga dipakai untuk nama gunung-gunung berapi lainnya di Jawa Timur dan Pulau Sumatra.

Letusan besar Gunung Merapi pada 2010 yang menewaskan ratusan orang perlu menjadi pelajaran agar orang-orang yang hidup di dekat gunung itu dapat mengantisipasi potensi letusan besar berikutnya.

Menurut Badan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), seperti dikutip dari Science Times, ada tanda-tanda peringatan ketika gunung berapi hendak meletus. Salah satunya, naiknya magma ke permukaan yang biasanya menghasilkan gempa bumi.

Baca Juga: Studi Terbaru Singkap Dampak Letusan Gunung Toba 74.000 Tahun Lalu

 

Selain itu, kadang ada juga sedikit deformasi atau perubahan bentuk yang terjadi pada permukaan tanah. Di samping itu, aliran panas atau perubahan suhu dan kimia pada air tanah juga bisa menjadi pertanda akan terjadinya letusan gunung berapi.

USGS juga mencantumkan beberapa parameter penting yang bisa jadi pertanda dari letusan gunung berapi di situs web mereka. Parameter-parameter tersebut adalah peningkatan frekuensi dan intensitas gempa bumi yang dapat dideteksi, area panas yang mengepul atau membesar, pembengkakan permukaan tanah, perubahan aliran panas, dan kelimpahan relatif gas fumarolik.

Mereka mencatat bahwa tanda-tanda ini tidak bisa menunjukkan intensitas dan skala letusan yang akan terjadi. Selain itu, tanda-tanda peringatan ini bisa muncul selama berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan, dan bahkan bertahun-tahun sebelum gunung berapi meletus.

Baca Juga: Syair Lampung Karam: Kesaksian Warga atas Kengerian Letusan Krakatau