Nationalgeographic.co.id—Para arkeolog tengah disibukkan dalam risetnya mengungkap spesies dinosaurus berparuh bebek, Lambeosaurus atau genus Lambeosaurinae. Diperkirakan genus ini telah tersebar hampir di seluruh penjuru bumi, mulai dari Amerika Utara, Eropa, sampai ke Afrika. Berdasar rekonstruksi dari fosil-fosil yang ditemukan, genus ini memiliki bentuk paruh yang menyerupai bebek, ada pula yang memiliki jambul di kepalanya dan ada juga yang tidak (genus Lambeosaurinae Hadrosauridae).
Temuan fosil pertama kali ditemukan oleh Lawrence Lambe di Alberta, Kanada, pada 1902. Namun, temuan Lambe belum memadai untuk mengungkap spesies baru karena jumlah sedikitnya temuan fosil. Dua puluh tahun kemudian, William Parks berupaya mengumpulkan temuan fosil dan data yang lebih lengkap, serta menamainya dengan Lambeosaurinae. Hal tersebut dilakukannya sebagai penghormatan kepada Lambe yang telah menemukan fosil Lambeosaurinae pertama kali.
Nicholas R. Longrich dan timnya menulis pada Jurnal Internasional Elsevier yang berjudul The first duckbill dinosaur (Hadrosauridae: Lambeosaurinae) from Africa and the role of oceanic dispersal in dinosaur biogeography pada 2021 tentang penemuan fosil Lambeosaurinae di Afrika. "Lambeosaurus hidup sekitar 90 juta tahun lalu, banyak ditemukan wilayah Afrika dan Amerika Latin yang merupakan wilayah tropis".