Lambeosaurus, Si Moncong Bebek yang Hidup 90 Juta Tahun Lalu

By Galih Pranata, Sabtu, 14 Agustus 2021 | 17:00 WIB
Lambeosaurinae di Alaksa, sebuah ilustrasi visual untuk menguatkan temuan Takasaki dan tim. (Ryuji Takasaki)

 

Nationalgeographic.co.id—Para arkeolog tengah disibukkan dalam risetnya mengungkap spesies dinosaurus berparuh bebek, Lambeosaurus atau genus Lambeosaurinae. Diperkirakan genus ini telah tersebar hampir di seluruh penjuru bumi, mulai dari Amerika Utara, Eropa, sampai ke Afrika. Berdasar rekonstruksi dari fosil-fosil yang ditemukan, genus ini memiliki bentuk paruh yang menyerupai bebek, ada pula yang memiliki jambul di kepalanya dan ada juga yang tidak (genus Lambeosaurinae Hadrosauridae).

Temuan fosil pertama kali ditemukan oleh Lawrence Lambe di Alberta, Kanada, pada 1902. Namun, temuan Lambe belum memadai untuk mengungkap spesies baru karena jumlah sedikitnya temuan fosil. Dua puluh tahun kemudian, William Parks berupaya mengumpulkan temuan fosil dan data yang lebih lengkap, serta menamainya dengan Lambeosaurinae. Hal tersebut dilakukannya sebagai penghormatan kepada Lambe yang telah menemukan fosil Lambeosaurinae pertama kali. 

Nicholas R. Longrich dan timnya menulis pada Jurnal Internasional Elsevier yang berjudul The first duckbill dinosaur (Hadrosauridae: Lambeosaurinae) from Africa and the role of oceanic dispersal in dinosaur biogeography pada  2021 tentang penemuan fosil Lambeosaurinae di Afrika. "Lambeosaurus hidup sekitar 90 juta tahun lalu, banyak ditemukan wilayah Afrika dan Amerika Latin yang merupakan wilayah tropis".

(National Geographic Indonesia)

Ia menegaskan dalam tulisannya, beberapa fosil Lambeosaurus telah ditemukan di Maroko. "Temuan fosil bagian rahang yang diduga milik Lambeosaurus di bawa ke Marrakech Museum of Natural History di bawah naungan Universitas Cadi Ayyad setelah dilakukan penggalian di wilayah Marrakesh" Tambahnya.

Dinosaurus berparuh bebek lainnya ditemukan di wilayah Eropa. Adynomosaurus salah satu dari genus dinosaurus berparuh bebek, diperkirakan merupakan spesies termuda diantara genus Lambeosaurinae. Ia hidup di akhir era kapur sekitar 60 juta tahun lalu.

Baca Juga: Ilmuwan Mengungkap Asal Asteroid Chicxulub Pembunuh Dinosaurus

Fosil kerangka Lambeosaurus yang dipajang di Royal Tyrrell Museum, Alberta. Fosil-fosilnya berserak di Amerika Utara, Alaska, Eropa, hingga kawasan Afrika. (Royal Tyrrell Museum)

Prieto-Márquez beserta timnya menulis pada jurnal internasional Elsevier berjudul Adynomosaurus arcanus, a new lambeosaurine dinosaur from the Late Cretaceous Ibero-Armorican Island of the European Archipelago yang dipublikasi pada 2018, tentang penemuan fosil Adynomosaurus. "Fosil Adynomosaurus ditemukan di Katalunya, Spanyol" tulisnya. Hanya saja tak banyak data yang dikumpulkan untuk dapat merekonstruksi tubuh Adynomosaurus, karena beberapa bagian tulang masih dalam tahap pencarian.

Paleontologist dari Hokkaido, Ryuji Takasaki bersama dengan timnya menelusuri kawasan Alaska, untuk menemukan keberadaan Lambei atau Lambeosaurinae. "Bagian dari tengkorak dinosaurus lambeosaurine dari Liscomb Bonebed, yang hidup berkisar 71-68 juta tahun lalu, ditemukan di Lereng Utara Alaska" tulisnya dalam jurnal Scientific Reports berjudul The First Definite Lambeosaurine Bone From the Liscomb Bonebed of the Upper Cretaceous Prince Creek Formation, Alaska, United States pada 2019.

Baca Juga: Ovipraptor, Dinosaurus Penyayang yang Difitnah Sebagai Pencuri Telur

Impresi seniman yang menggambarkan Adynomosaurus arcanus dan Pareisactus evrostos. (FOSSIL1991)

Ukuran mata Lambeosaurus cukup besar. Adanya cincin sklerotik membuktikan bahwa Ia merupakan dinosaurus yang aktif pada siang hari dan menjadi rabun di malam hari, layaknya penglihatan pada ayam. Lehernya yang panjang digunakan untuk menggapai pepohonan yang tinggi, karena Ia merupakan pemakan tumbuhan. Lambeosaurus dewasa diperkirakan memiliki panjang sekitar 7 meter.

Mereka menemukan banyak tulang tengkorak di wilayah ekskavasi, menandakan bahwa Lambeosaurinae pernah hidup di iklim sedingin Alaska yang suhunya mencapai -60 °C sampai dengan 12 derajat Celsius. Para peneliti telah mengumpulkan temuan fosil dan merekonstruksi tubuhnya di Dinosaurus Park Formation, di Alberta, Kanada. Jasa para peneliti membantu mengungkap salah satu jenis spesies baru dari bagian sejarah dinosaurus yang pernah ada di muka bumi.

Baca Juga: Spesies Pertama yang Menderita Kiamat Asteroid 66 Juta Tahun Silam