Didorong oleh permintaan perdagangan satwa liar yang semakin tinggi, fenomena penyelundupan hewan kian marak terjadi. Sejumlah aksi penyelundupan hewan ilegal kerap kali tertangkap tangan di bandara internasional di berbagai negara.
Untuk meluruskan aksinya, pelaku penyelundupan pun melakukan beberapa cara tidak terduga. Seperti yang baru-baru ini terjadi di Bandara Internasional Suvarnabhumi, Bangkok, Thailand mendapati sebelas ekor berang-berang hidup di dalam sebuah koper di bagian bagasi yang kelebihan muatan.
Sebelas berang-berang ini enam di antaranya adalah berang-berang berbulu halus (Lutrogale perspicillata) dan lima ekor berang berang kecil pencakar (Aonyx cinerea) --terkecil di dunia karena beratnya yang kurang dari lima kilogram.
Berang-berang bukanlah satu-satunya hewan korban perdagangan satwa liar ilegal. Dengan modus dikemas kotak kemudian dimasukkan ke dalam koper, lalu dijadkan satu ke dalam peti, para penyelundup mencoba menyelundupkan semua jenis binatang liar melalui bandara.
"Amerika Serikat menominalkan lebih dari US$10 juta setiap tahunnya dari penyelundupan satwa liar, itu pun yang hanya terlihat di permukaan saja" kata Edward Grace, Deputi Penegakkan Hukum Dinas Perikanan dan Satwa Liar Amerika Serikat. Berikut beberapa aksi penyelundupan unik hewan liar lain yang pernah dilakukan sebelumnya:
Burung Pada tahun 2011 warga negara Belanda mencoba menyelundupkan lebih dari selusin burung kolibri (dari family Trochilidae). Di Bandara Guyana Perancis, setiap burung dibungkus dengan kain dan disembunyikan di kantong yang terjahit dengan kain di pinggang celana. Kegelisahan dan gerak-gerik mencurigakan pelaku, membuat petugas Bea Cukai menemukan burung selundupan tersebut.
MonyetTahun 2002 seorang pria Los Angeles saat kembali dari Bangkok, mencoba menyelundupkan dua kukang (Nycticebus spp.) di dalam pakaiannya. Setelah petugas membuka koper miliknya, tiba-tiba terbang burung cendrawasih (Paradisaeidae spp). Selain itu dia juga berpergian dengan membawa 50 anggrek langka.
BuayaSeekor buaya coba untuk diselundupkan dalam penerbangan domestik di Republik Demokratik Kongo pada tahun 2010. Peristiwa ini juga diklaim menjadi penyebab kecelakaan pesawat yang menewaskan 20 orang dari 21 penumpang di dalamnya.
Menurut laporan berita, reptil itu melarikan diri dari sebuah tas ransel di kabin dan membuat panik seluruh penumpang dan awak. Kondisi ini membuat konsentrasi awak terganggu dan kecelakaan pun terjadi, hanya satu orang yang terselamatkan dalam kecelakaan tersebut. Buaya itu sendiri selamat dari kecelakaan tetapi kemudian dibunuh dengan parang.
Ular dan reptil lainnyaSeorang penjual fauna eksotis mencoba mengangkut 247 reptil dan laba-laba menuju Spanyol namun gagal karena tertangkap oleh petugas X-Ray di Argentina pada tahun 2011. Spesies eksotis dan termasuk ular jenis boa constrictors, ular beludak beracun, dan laba-laba. Mereka dikemas di dalam wadah plastik, tas, dan kaos kaki.
Ikan tropisTahun 2005 petugas Bea Cukai Melbourne, Australia, menghentikan aksi penyelundupan yang dilakukan oleh seorang wanita dari Singapura setelah mendengar suara misterius dari sekitar pinggangnya. Mereka menemukan celemek di bawah rok yang dirancang dengan 15 kantong plastik dan di dalamnya telah berisi air dan 51 ekor ikan tropis.
Kucing besarSeorang pria Uni Emirat Arab tertangkap di Bandara Internasional Suvarnabhumi, Bangkok, karena mengemas dua macan tutul, dua panther, beruang hitam, dan dua monyet makaka, ke dalam kopernya. Kesemuanya berusia di bawah dua bulan dan dibius. Ada yang disimpan dalam kandang datar, sementara sebagian lagi ditempatkan di dalam tabung kecil dengan lubang udara.