Studi ini dipimpin oleh Profesor Shai Meiri dari School of Zoology di George S. Wise Faculty of Life Sciences dan Steinhardt Museum of Natural History di TAU, dan Amir Fromm dari Weizmann Institute. Dalam studi ini mereka mencatat bahwa sebagian besar spesies burung yang punah itu memiliki beberapa kemiripan.
Spesies-spesies burung itu berukuran besar, mendiami pulau-pulau, dan kebanyakan dari mereka tidak dapat terbang. Para peneliti mengatakan karakter-karakter inilah membuat burung-burung tersebut mudah tersedia bagi manusia dan para pemburu hewan lainnya yang mencari mereka untuk dijadikan makanan.
Baca Juga: Dua Juta Tahun Lalu, Manusia Makan Burung Raksasa Seberat 453 Kilogram
Dalam studi ini, para peneliti juga menunjukkan harapan bahwa penemuan mereka ini akan membantu menghindari kepunahan burung lebih lanjut.
"Studi kami menunjukkan bahwa sebelum peristiwa kepunahan besar dalam ribuan tahun terakhir, lebih banyak burung besar, bahkan raksasa, serta tidak bisa terbang hidup di bumi kita, dan keragaman burung yang hidup di pulau-pulau jauh lebih besar daripada hari ini," ujar Shai Meiri speerti dilansir Nature World News.
Baca Juga: Spesies Baru Burung Berrypecker Ditemukan di Kaimana, Papua Barat
Meiri mengatakan ia dan Amir Fromm berharap penemuan mereka ini dapat memainkan peran sebagai sinyal peringatan terkait spesies-spesies burung yang saat ini terancam punah. Ia juga menambahkan bahwa penting untuk mengetahui apakah burung-burung yang sedang terancam punah tersebut memiliki karakteristik yang sama.
Namun harus diakui bahwa kondisi yang mengancam kepunahan burung-burung saat ini telah sangat berubah. Sekarang, penyebab utama kepunahan spesies-spesies burung oleh manusia bukanlah akibat perburuan, melainkan perusakan habitat alami burung-burung tersebut.
Baca Juga: Ada 50 Miliar Burung Liar di Bumi, tapi Empat Spesies Ini Mendominasi