Nationalgeographic.co.id—Para ahli sebenarnya telah memperingatkan para wisatawan di gunung berapi Geldingadalur di Fagradalsfjall, Islandia. Seruannya: berhati-hatilah terhadap magma cair yang dikeluarkan gunung tersebut. Namun, beberapa wisatawan yang "mengejar pengaruh", "sensasi", dan "popularitas" di media sosial tampaknya tidak memahami pesan tersebut.
Bulan Juni lalu, "aksi bodoh" dari seorang pria yang berdiri di depan sungai lava yang bergerak maju di sebuah kawah aktif di Lembah Geldingadalur terekam oleh sebuah webcam pemantau gunung berapi di wilayah gunung tersebut. Perilaku turis itu dianggap sembrono oleh para ahli karena gunung berapi yang selama ini tertidur itu telah "hidup kembali" setelah memicu serangkaian gempa bumi di wilayah tersebut.
Gunung berapi Islandia di Semenanjung Reykjanes itu pertama kali meletus hampir 800 tahun yang lalu. Baru-baru ini gunung tersebut "berkobar untuk hidup", menumpahkan lava ke kedua sisinya.
"Halo semuanya. Saya orang gila dari berita Islandia yang naik ke kawah tersebut, hanya untuk lari ke bawah ketika semburan lava keluar. Silakan luapkan kebencian!" kata turis bernama Vincent Van Reynolds dari Denver, Colorado, Amerika Serikat, seperti dilansir Nature World News.
Vincent Van Reynolds mengakui perbuatannya tersebut dalam sebuah postingan di sebuah grup Facebook bernama Volcanoes. Di akun Facebook-nya, ia juga sempat mengunggah foto-foto selfie berbahaya yang memperlihatkan ia dan temannya berada begitu dekat dengan lava yang dikeluarkan gunung berapi Islandia itu. Ia telah mempertaruhkan nyawanya dalam sebuah "aksi bodoh" hanya demi mendapatkan foto-foto selfie yang menantang di gunung berapi tersebut.
Para ahli dan orang-orang di media sosial sama sekali tidak menganggap perbuatannya itu menyenangkan dan bahkan menganggapnya berbahaya dan "tidak sopan" ketika para turis Amerika --Vincent dan temannya-- itu mengunggah beberapa video mereka di Facebook. Dalam video-video itu terlihat mereka meneriakkan kata-kata kotor saat magma cair mengalir turun ke kaldera. Mereka juga terlihat mencoba mendekat ke kawah besar di Geldingadalur, dan melarikan diri ketika gunung berapi itu mulai mengeluarkan aliran lava yang sangat besar.
Baca Juga: Studi Terbaru Ungkap Potensi Bahaya Gunung Berapi Terbesar di Dunia
Pihak berwenang mengatakan ini bukan insiden pertama perilaku berisiko di lokasi gunung berapi tersebut. Sementara itu Vincent Reynolds justru berdalih perilakunya ini sebenarnya tidak terlalu berisiko.
"Saya diberitahu oleh para petugas penyelamat untuk tidak melakukan hal ini," tutur Vincent kepada media lokal Visir. "Beberapa orang mengatakan saya cari mati atau bahwa saya adalah orang paling bodoh di dunia."
Vincent mengatakan kepada wartawan bahwa dia memiliki gelar sarjana geologi, dan tindakannya itu sebenarnya tidak seberbahaya seperti yang terlihat.
Baca Juga: Waspada Potensi Letusan Gunung Merapi 2021, Kenali Tanda-Tandanya
"Saya memiliki banyak pengalaman di bidang ini dan ini membuat saya tahu dengan baik ke mana saya melangkah dan di mana lava akan mengalir," ucap Vincent. "Saya sebenarnya dalam bahaya yang agak kecil. Saya tahu seperti apa kelihatannya."
Di sisi lain, para ahli mengatakan bukan seperti itu. Menurut mereka, "bahayanya terletak pada magma yang mengalir di bawah bidang lava yang telah mengeras."
Yang harus dipahami para turis, menginjak bidang lava yang mengeras dan membentuk kerak adalah tindakan yang "sangat bodoh", karena lava cair di bawahnya mencapai lebih dari 2.000 derajat Fahrenheit dan masih mengalir. Hal ini bisa menimbulkan risiko besar bagi siapa pun yang berjalan di permukaannya.
Baca Juga: Berasal Dari Tempat yang Sama, Apakah Magma dan Lava Berbeda?
Kristín Jónsdóttir, pemimpin kelompok pemantauan alam di Kantor Meteorologi Islandia (Icelandic Meteorological Office), mengutuk perilaku ceroboh orang-orang di lokasi letusan ini hanya untuk mebuat postingan di media sosial. Ia berharap tidak ada yang meninggal di Geldingadalur.
Di Twitter, Kristín menulis, "Ini adalah perilaku ceroboh! Atas nama semua orang yang telah bekerja untuk menjaga area tersebut tetap terbuka dan aman, dengan memberikan saran dan membuat jalan setapak, saya berharap tidak ada yang akan mati dalam letusan di Geldingadalur."
Vincent meminta maaf jika dia telah mengecewakan siapa pun dengan postingannya. Namun begitu, dia berencana untuk mengunjungi Islandia lagi segera.
Baca Juga: Pernah Jadi Lautan Magma, Peneliti Ungkap Reaksi Sulfur Bulan