PBB Mau Semprot Bahan Kimia ke Atmosfer untuk Kurangi Suhu Global

By Utomo Priyambodo, Senin, 16 Agustus 2021 | 21:00 WIB
PBB berencana menyemprotkan bahan kimia ke atmosfer untuk mengurangi suhu global. namun, terobosan geoengineering untuk mengendalikan kenaikan suhu global ini telah membuat beberapa ilmuwan merasa khawatir. (batuhan toker/Getty Images/iStockphoto)

 

Dalam laporan tersebut, PBB juga menyatakan bahwa mereka secara aktif menyelidiki "teknik kontroversial" geoengineering untuk mengendalikan dan membalikkan kenaikan suhu global.

Pelepasan bahan kimia tertentu yang disengaja ke atmosfer bumi, yang menurut IPCC, dapat menurunkan suhu rata-rata global bumi, adalah salah satu kemungkinan geoengineering yang sedang dieksplorasi secara serius. Namun teknik ini telah membuat beberapa ilmuwan merasa khawatir.

Banyak ahli telah menyatakan keprihatinan bahwa umat manusia mulai "bermain-main" dengan iklim bumi. Mereka memperingatkan bahwa eksperimen tersebut mungkin memiliki implikasi bencana bagi umat manusia.

Menurut sebuah studi, umat manusia memang mungkin menyemprotkan aerosol sulfat ke stratosfer, lapisan atmosfer dengan ketinggian antara 20 hingga 25 kilometer atau 12 hingga 16 mil dari atas permukaan bumi. Aerosol sulfat adalah partikel-partikel kecil yang memantulkan sinar matahari sehingga penyemprotan itu diharapkan bisa membuat lebih banyak sinar matahari kembali ke luar angkasa dan menurunkan suhu global.

Baca Juga: Sains Terbaru, Perubahan Iklim Ubah Sumbu Bumi & Menipiskan Stratosfer

 

Govindasamy Bala, peneliti dari Indian Institute of Science yang menjadi penulis utama studi tersebut, menyatakan bahwa sains mamang dapat menyemprotkan aerosol sulfat ke atmosfer.

Namun, ia memperingatkan bahwa partikel-partikel ini memiliki konsekuensi yang tidak diinginkan dari penurunan curah hujan rata-rata. Oleh karena itu, untuk mengimbangi dampak tersebut dengan meningkatkan curah hujan, pendekatan alternatif harus dirancang untuk mencairkan awan bagian atas.

"Saya yakin pertanyaan penting berikutnya adalah apakah Anda ingin melakukannya atau tidak..." ujarnya seperti dilansir Nature World News. "Ketidakpastian, masalah moral, masalah etika, dan tata kelola" semuanya terlibat, katanya.

Dia juga mencatat bahwa beberapa tempat mungkin mendapat manfaat dari Bumi yang berpotensi menjadi lebih dingin karena tindakan semacam itu. Namun, di sisi lain, pihak lain akan sangat dirugikan jika semua sinar matahari dipantulkan karena pada dasarnya sinar matahari akan sangat diperlukan bagi pertanian dan peternakan.