Penyelidikan hukum memicu sebagian besar investigasi kejahatan perang, tambah Alfredo González-Ruibal, arkeolog dari Institute of Heritage Studies of the Spanish National Research Council. Namun penyelidikan yang membuahkan temuan besar ini diprakarsai oleh para peneliti dan merupakan salah satu dari sedikit yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah, katanya.
Kobiałka tumbuh di Chojnice, di mana dia mendengar penduduk setempat menyebut hutan rawa yang jadi tempat pembantaian itu hanya beberapa ratus meter dari rumah masa kecilnya sebagai "Lembah Kematian." Daerah itu adalah yang paling mengerikan di wilayahnya.
Pada tahun 1939, pasukan Jerman yang maju menangkap dan mengeksekusi para pendeta dan intelektual Polandia, keluarga Yahudi, dan orang-orang cacat, kemudian mengubur mereka di sana dalam barisan panjang parit yang telah digali tentara Polandia yang mundur ke area pertahanan. Lebih dari 100 korban pembunuhan itu ditemukan setelah perang dan dimakamkan kembali. Namun retapi ratusan korban lainnya masih belum ditemukan.
Kobiałka berpikir metode arkeologi dapat membantu mengungkap apa yang terjadi dan di mana. “Saya sepenuhnya yakin pembunuhan massal seperti itu pasti meninggalkan banyak material.”
Baca Juga: Seorang Guru Sejarah Menemukan Tempat Penyimpanan Rahasia Artefak Nazi
Timnya memulai penyelidikan ini dengan mempelajari arsip sejarah. Mereka kemudian mewawancarai orang-orang yang selamat, termasuk beberapa saksi yang orang tuanya terbunuh pada tahun 1939. Mereka juga mencocokkan foto udara yang diambil oleh Sekutu pada hari-hari terakhir perang dengan pemindaian laser dari lantai hutan modern yang diambil dari pesawat terbang, dan kemudian menemukan sebuah garis parit di bawah vegetasi lebat.
Kemudian mereka menggunakan radar penembus tanah dan teknik non-invasif lainnya untuk menunjukkan gangguan tanah yang mungkin mengindikasikan adanya lubang penguburan di sepanjang parit itu. Di sana, pada Juli 2020, mereka menggunakan detektor logam untuk mengungkap koleksi padat cangkang peluru, kancing, kancing manset, jam tangan yang berhenti beberapa menit setelah pukul 5. Selain itu mereka juga menemukan cincin kawin Szydłowska, yang diidentifikasi oleh sejarawan berdasarkan tanggal pernikahan dan inisial namanya yang terukir di dalamnya.
Baca Juga: Kesaksian Seorang Bocah Yahudi yang Bertetangga dengan Hitler
Tanah lapisan atas dari area itu juga menyimpan potongan-potongan tulang manusia yang terbakar. “Kami menggunakan setiap metode arkeologi yang memungkinkan,” kata Kobiałka. Bukti-bukti ini meyakinkannya bahwa mereka telah menemukan lokasi pembantaian pada tahun 1945 itu.
Dengan dana tambahan dari Kementerian Kebudayaan, Warisan Nasional, dan Olahraga Polandia, tim Kobiałka kembali ke Chojnice pada musim panas 2021 ini. Selama beberapa bulan terakhir, para peneliti menggali tiga lubang pemakaman yang dipenuhi abu, tulang, dan lebih dari 4000 artefak, termasuk ratusan cangkang, semuanya mungkin dari pembantaian tahun 1945. Mereka menemukan barang-barang berharga termasuk medali, pemantik rokok, dan cincin kawin emas berukir lainnya.
Para peneliti juga menemukan lebih dari 1 ton tulang manusia. “Jumlah itu tampaknya mengkonfirmasi catatan sejarah bahwa 400 atau 500 orang terbunuh dan dibakar” dalam pembantaian tahun 1945, kata Kobiałka. “Saya seorang arkeolog berpengalaman, tetapi saya tidak pernah mengalami hal seperti ini. Itu benar-benar horor.”
Baca Juga: Jejak Kuburan Massal Korban Pembantaian Perang Dunia II di Singapura