Nationalgeographic.co.id—Ada kesamaan antara Akrotiri di Yunani dan Pompeii di Italia. Keduanya sama-sama pernah jadi kota besar pada zamannya, tapi kemudian menjadi kota mati karena dampak letusan gunung besar di dekatnya.
Christos Doumas, profesor arkeologi emeritus di University of Athens, punya detail gambaran bagaimana kehidupan di Akrotiri selama abad ke-2 Sebelum Masehi. Akrotiri adalah permukiman dengan jalan dan alun-alun berbatu, rencana zonasi yang dirancang dengan hati-hati, dan sistem pembuangan limbah yang canggih.
Di sana ada rumah-rumah berlantai dua dan tiga, yang dibangun dengan batu dan lumpur. Lantai dasar menampung bengkel dan gudang pengrajin, terutama untuk makanan. Kamar-kamar di lantai atas bermandikan cahaya alami yang masuk melalui jendela-jendela besar.
Sebagian besar dinding rumah-rumah itu dihiasi dengan lukisan rumit yang menggambarkan manusia, hewan, dan tumbuhan. Perabotannya terbuat dari kayu dan alat tenunnya adalah barang rumah tangga yang penting, digunakan oleh nyonya rumah untuk menenun pakaian keluarga.
Baca Juga: Penemuan Kerangka Manusia Mantan Budak di Kota Kuno Pompeii, Italia
Para penduduk kota itu adalah pedagang, pengrajin, pelaut, petani, peternak, dan pengrajin. Mereka memelihara kawanan domba dan kambing. Mereka menanam gandum dan jelai, yang mereka panen dengan sabit batu atau perunggu. Mereka menyimpan hasil bumi mereka dalam kendi-kendi gerabah besar dan membudidayakan zaitun yang hasilnya mereka pakai untuk jadi minyak.
Hasil tani mereka sangat tinggi sehingga mereka juga mengekspornya. Produksi anggur adalah kegiatan ekonomi utama lainnya. Penduduk setempat selanjutnya menambah penghasilan mereka dengan mengekspor banyak obsidian (batuan vulkanik hitam) dan logam ke Kreta.
Makanan mereka terdiri dari kacang-kacangan, sayuran, dan segala jenis ikan yang ditangkap di perairan sekitar dan dijual di pelabuhan. Namun makanan favorit mereka adalah siput yang dibawa ke pulau mereka dari Kreta.
Doumas juga berbicara tentang kekayaan yang terkumpul di Thera atau Santorini, pulau tempat Akrotiri berada, pada periode prasejarah yang jauh dari era perdagangan kala itu. "Pulau itu memiliki hubungan perdagangan tidak hanya dengan Kreta tetapi juga dengan daratan Yunani, Dodecanese, Siprus, Suriah, dan Mesir," papar Doumas, seperti dikutip dari GREECE IS, majalah sekaligus web perjalanan terbitan Yunani.
Baca Juga: Mengenal Gua Theopetra Yunani, Jadi Bangunan Tertua di Dunia
Setelah memenuhi kebutuhan dasar mereka dan berkat kekayaan yang mereka peroleh secara bertahap, penduduk Akrotiri bisa mengalihkan perhatian mereka ke bidang yang lebih menyenangkan, misalnya seni. Doumas secara khusus berfokus pada bagaimana seni berkembang sebagai sarana untuk memproyeksikan status sosial, dan pada struktur demokrasi masyarakat Thera.