Nationalgeographic.co.id—Patung Sphinx merupakan ikon dari Mesir bersama dengan piramida. Sphinx sendiri merupakan makhluk mitologi yang memiliki badan singa dan kepala manusia. Patungnya yang populer berada di Giza, dikenal dengan nama Sphinx Agung Giza.
Peninggalan masa lampau yang memiliki tinggi 20 meter, panjang 73 meter dan lebar 19 meter ini menyimpan beragam misteri. Pada tahun 2007 lalu seorang Egyptologist bernama Bassam El Shammaa dalam studinya menyebut tentang keberadaan Sphinx kedua.
Kepada Daily News Egypt, dia menuturkan bukti tentang peninggalan ini ada di Dream Stela dari era Thutmosis IV yang menunjukkan adanya dua Sphinx. Sebagai informasi, Dream Stela adalah batu persegi panjang dengan bagian atas yang membulat. Batu ini di pasang di antara kaki depan Sphinx Agung Giza.
Dikutip dari Ancient Code, diungkapkan bahwa hipotesa El Shammaa akan hal ini berasal dari kepercayaan Mesir kuno yang sebagian besar didasarkan pada dualitas. Kendati demikian, bukti tidak hanya bisa beralaskan fakta itu.
Selama bertahun-tahun El Shammaa melakukan penelitian. Dia juga telah memperoleh teks kuno yang tak terhitung jumlahnya, data arkeologi bahkan citra satelit yang nampak menguatkan hipotesanya.
“Setiap kali kita berurusan dengan kultus matahari, kita harus mendiskusikan satu singa jantan dan betina saling berhadapan, sejajar atau saling membelakangi,” kata Bassam El Shammaa kepada Ancient Code.
Baca Juga: Patung Sphinx dari Era Ptolemaik Ditemukan di Kuil Kom Ombo Mesir
Lebih lanjut, El Shammaa menyakini kalau petir yang kuat telah menyambar singa betina itu ribuan tahun yang lalu dan menghancurkannya. Bukti tentang hal ini ditemukan pada teks-teks di piramida dalam kata-kata salah satu dewa, mengindikasikan sesuatu yang mengerikan pasti telah terjadi. Tidak hanya bukti teks, El Shammaa juga menggunakan bantuan citra satelit.
“NASA merilis citra kompleks Piramida Giza dari Satelit Endeavor yang mengkonfirmasikan adanya temuan (Sphinx kedua) ini. Tapi, masuk akal jika petir bisa merusak Sphinx karena patung sering digambarkan menggunakan mahkota logam ganda yang bisa menghantarkan aliran listrik ke bagian leher,” ujarnya.
Misteri patung Sphinx tidak hanya berhenti sampai di sini. Melansir dari Archaeology World, pada tahun 1798 Vivant Denon membuat sketsa patung Sphinx, walau tidak tergambar secara sempurna. Pada bagian kepala Sphinx, dia menggambar beberapa orang keluar dari bagian atas (ubun-ubun) patung.
Baca Juga: Catatan Rahasia Isaac Newton tentang Piramida dan Prediksi Hari Kiamat
Sketsa tersebut mengindikasikan Vivant Denon mengetahui keberadaan lubang di atas kepala patung Sphinx. Penampakan lubang tersebut juga terlihat dari foto yang diambil dari balon udara di tahun 1920.
Setelah membahas kemungkinan adanya Sphinx kedua, lubang di atas kepala patung, sampailah kita pada pembahasan adanya ruang rahasia. Berawal ketika arkeolog Zahi Hawass secara terbuka mengatakan tidak ada apapun di bawah Sphinx. Padahal ada foto-foto dirinya masuk ke dalam patung mitologi Mesir tersebut.
Laman di situs Archaeology World juga menuliskan Zahi Hawass menaiki tangga dari pintu belakang Sphinx, masuk ke dalam sebuah ruangan. Lalu turun ke ruangan lain yang berair dan terdapat sarkofagus besar.
Baca Juga: Lukisan ini Singkap Cara Angkut Batu-batu Pembangunan Piramida Mesir
Mengutip wawancara Zahi Hawass di tahun 2019 lalu, dirinya mengatakan bahwa Sphinx hanyalah patung batu dan tidak kota kuno yang tersembunyi.
“Kami memiliki banyak dokumentasi selama proses penggalian di bawah Sphinx yang membuktikan tidak ada lorong dan (Sphinx) ini hanya patung batu,” jawab Zahi Hawass kepada Egypt Today.
Kendati demikian, dia menegaskan adanya tiga terowongan di sana. Pertama ada di atas bagian belakang patung yang ditemukan tahun 1937. Kedua di sisi utara patung, dan yang diterakhir ditemukan pada awal abad ke 19 di belakang Dream Stela.
Baca Juga: Mengungkap Identitas Orang-Orang yang Membangun Piramida Mesir Kuno