Mosaik Gedung Algemeene di Surabaya: Memecahkan Teka-Teki Jan Toorop

By Mahandis Yoanata Thamrin, Jumat, 13 September 2013 | 23:05 WIB
Mosaik porselen karya Jan Toorop di gedung tinggalan Algemeene. (Mahandis Yoanata Thamrin)

 

 
Singa bersayap di pintu masuk gedung Algemeene. (Mahandis Yoanata Thamrin)
 
 Baca Juga: Cerita Sisi Lain Surabaya: Desa, Kota, dan Sepincuk Semanggi

Tampak depan gedung Algemeene. (Mahandis Yoanata Thamrin)

Baca Juga: Awal Perjalanan Benteng Kedungcowek Menjadi Pusaka Kota Surabaya

Mungkin bisa berarti bahwa Algemeene sebagai lembaga keuangan non-bank lebih mengutamakan pelayanannya kepada warga Eropa ketimbang warga pribumi. Pada zaman Hindia Belanda, kelas warga Eropa memang dipandang lebih terhormat dibandingkan kelas warga pribumi. Demikianlah nasib anak negeri koloni.

Sedangkan pendapat kedua mencoba menghubungkan mosaik porselen tersebut dengan kisah dalam Alkitab dan simbol-simbol yang biasa digunakan bangsa Eropa.