Di situs Batu Jaya terdapat lebih dari 20 buah reruntuhan bangunan bata yang tersebar di kawasan seluas 5 kilometer persegi. Uniknya, candi yang terbuat dari bata hampir tidak pernah diketemukan di tempat lain di Jawa Barat, kecuali di Batu Jaya.
Ini juga mematahkan anggapan bahwa candi yang terbuat dari bata umumnya berasal dari masa relatif muda dibandingkan candi yang terbuat dari batu seperti Borobudur. Diduga, situs Batu Jaya berkaitan dengan masa prasejarah abad ke-2 dan terus berlanjut sampai masa Kerajaan Taruma Nagara, abad ke-5 sampai 7. Situs agama Buddha ini terletak dekat muara Sungai Citarum. Dahulu, ditengarai adanya kota pelabuhan besar yang menjadi pusat perdagangan internasional. Sebuah berita dari abad ke-3 yaitu kitab Nan Chao I Wu Chih menyebutkan sebuah toponimi Ko-ying yang merupakan pusat perdagangan internasional. Letaknya di bagian barat pulau Jawa. Kata Ko-ying ini yang diyakini oleh O.W. Wolters, peneliti Sriwijaya, adalah Kaiwang (kawang) atau Karawang kini.