Kelabang ini berukuran sangat besar, dan mampu tumbuh hingga 23,5 sentimeter. Sebagai pembanding, kelabang raksasa Amazon (Scolopendra gigantea) mampu mencapai 26 sentimeter, dan merupakan kelabang terbesar yang pernah dicatat Guinness World Records.
Saking besarnya, kelabang ini memiliki selera makanan yang tidak biasa. Halpin dan para peneliti yang melancong ke Pulau Phillip menemukan bahwa kelabang ini memakan hewan-hewan yang terkadang berukuran lebih besar darinya.
Daftar sasarannya sangat beragam, dari kadal tanah, tokek, jangkrik, hingga anak burung petrel sayap hitam (Pterodroma nigripennis). Setidaknya 48 persen makanan dari kelabang ini merupakan hewan vertebrata.
Baca Juga: Unik! Hewan Tanpa Mata Ini Memiliki 414 Kaki dan Empat Penis
Dalam penelitian ini, para peneliti juga menemukan bahwa kelabang Pulau Phillip menjadi ancaman terbesar bagi kematian anak burung petrel sayap hitam. Setidaknya 11 dari 56 (19,6 persen) sarang burung yang diteliti menjadi korban incaran kelabang ini pada 2018.
Sementara pada 2019, 5 dari 45 sarang yang diteliti (11,6 persen) menjadi korban. Dari observasi ini, peneliti memperkirakan bahwa para kelabang ini memakan setidaknya 2.109 hingga 3.724 anak burung petrel setiap tahunnya. Mereka mencapai 8 persen dari keseluruhan makanan kelabang ini.
Para kelabang Pulau Phillip memiliki kebiasaan berburu secara nokturnal. Mereka mulai menampakkan dirinya di tengah temaram malam, merayap di tanah dan pohon tempat burung petrel bersarang. Dengan bisanya yang sangat kuat, mereka mampu melumpuhkan tubuh mangsanya, dan mencabiknya hidup-hidup.
Menariknya, mereka juga terkadang mencuri sisa-sisa ikan di sarang burung camar uban (Anous minutus). Ikan ini berasal dari muntahan burung yang normal dilakukan untuk memberi makan anak-anaknya.
Baca Juga: Sejak Peristiwa Terbentuknya Bumi, Inilah Makhluk Tertua di Daratan