Nationalgeographic.co.id - Sebuah penelitian baru menemukan bahwa orang dewasa di bawah usia 60 tahun yang menghabiskan delapan jam atau lebih dalam sehari di depan komputer dapat meningkatkan risiko strok. Rincian penelitian tersebut telah dipublikasikan di jurnal Stroke dari American Stroke Association, sebuah divisi dari American Heart Association.
Pada penelitian tersebut, para peneliti meninjau catatan kesehatan dan gaya hidup di Kanada untuk memeriksa efek aktivitas menetap. Gaya hidup tersebut meliputi penggunaan komputer, menonton TV, atau membaca selama jam kerja, atau waktu senggang.
Di antara orang dewasa yang lebih muda dari 60 tahun, kelompok yang paling tidak aktif, orang yang melaporkan delapan jam atau lebih waktu luang sehari dengan aktivitas fisik yang rendah ternyata memiliki risiko strok tujuh kali lebih tinggi daripada kelompok yang paling aktif. Mereka adalah orang-orang yang melaporkan kurang dari empat jam waktu duduk sehari dan aktivitas fisik yang lebih tinggi.
Baca Juga: Empat Perubahan Gaya Hidup Ini Bisa Meningkatkan Angka Harapan Hidup
Meningkatkan aktivitas fisik dapat mengurangi atau menghilangkan peningkatan risiko strok dari waktu duduk yang lama. Upaya kesehatan masyarakat untuk meningkatkan aktivitas fisik dan mengurangi waktu duduk pada orang dewasa di bawah usia 60 tahun dapat membantu menurunkan risiko strok jangka panjang mereka.
Menurut statistik American Heart Association, orang dewasa Amerika menghabiskan rata-rata 10,5 jam sehari terhubung ke media seperti ponsel pintar, komputer, atau menonton televisi. Dan orang dewasa berusia 50 hingga 64 tahun menghabiskan sebagian besar waktu dibandingkan semua kelompok usia yang terhubung ke media itu.
Data juga menunjukkan bahwa kematian terkait strok menurun pada tahun 2010 di antara orang dewasa 65 tahun ke atas. Namun, kematian akibat strok tampaknya meningkat di antara orang dewasa yang lebih muda, usia 35 hingga 64 tahun, meningkat dari 14,7 pada setiap 100.000 orang dewasa pada tahun 2010 menjadi 15,4 per 100.000 pada tahun 2016.
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa semakin banyak waktu yang dihabiskan orang dewasa untuk tidak bergerak atau menetap, semakin besar risiko penyakit kardiovaskular termasuk strok. Dan hampir 9 dari 10 strok dapat dikaitkan dengan faktor risiko yang dapat dimodifikasi seperti perilaku menetap.
Baca Juga: Ketika Gejala Strok Tersamar dengan Penyakit Lainnya, Abai pun Datang
"Waktu sedentary atau menetap meningkat di Amerika Serikat dan Kanada," kata penulis studi Raed A. Joundi, MD, D.Phil kepada American Heart Association News.
Joundi, yang merupakan peneliti strok di departemen ilmu saraf klinis di Cumming School of Medicine di University of Calgary di Kanada, menjelaskan, bahwa waktu sedentary adalah durasi aktivitas terjaga yang dilakukan dengan duduk atau berbaring. Waktu sedentary adalah waktu luang spesifik yang digunakan untuk menetap yang dilakukan saat tidak bekerja.