Anubis, Julukan Fosil Paus Purba Mesir yang Bisa Berjalan di Darat

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Jumat, 27 Agustus 2021 | 20:06 WIB
Paus purba itu bernama Phiomicetus anubis yang hidup di Mesir sekitar 43 juta tahun lalu. Hewan ini bisa berjalan hidup di darat dan laut, bahkan mampu memakan mangsa yang lebih besar. (Robert W. Boessenecker)

2008 lalu, para paleontolog yang dipimpin paleontolog vertebrata Egyptian Environmental Affairs Agency Mohamed Sameh Atar melakukan ekspedisi di kawasan Cekungan Fayum, daerah di tengah Mesir yang dikenal dengan banyak fosil biota laut dari zaman Eosen. Tetapi, beberapa terdapat fosil yang belum diidentifikasi.

Barulah, lewat penelitian terbaru Antar bergabung dalam penelitian yang mengidentifikasi temuannya itu sebagai paus akuatik dari 43 juta tahun yang lalu. Mereka memberikan nama latinnya sebagai Phiomitecus anubis, yang diadopsi dari nama dewa kematian Mesir kuno karena sifatnya yang mematikan.

Para peneliti mempublikasikan penelitiannya di Proceeding of the Royal Society B: Biological Sciences, Rabu (25/08/2021). Penelitian mereka berjudul A new protocetid whale offers clues to biogeography and feeding ecology in early cetacean evolution.

Baca Juga: Lumba-lumba Dulunya Predator Mengerikan, Seperti Paus Pembunuh

Anubis dalam kepercayaan Mesir Kuno dianggap sebagai dewa kematian dengan wujud kepala anjing dan badan manusia. (Public Domain)

Paus purba itu ditemukan dengan panjang tiga meter, dan diyakini bisa berjalan di darat dan berenang di air. Paus ini diyakini buas karena memiliki otot rahang yang kuat yang memungkinkan untuk mudah mengunyah mangsa, seperti buaya dan mamalia kecil, hingga spesies paus kecil lainnya.

"Selama sekitar 10 juta tahun, nenek moyang paus berubah dari mamalia darat herbivora, mirip rusa, menjadi cetacea karnivora dan sepenuhnya akuatik," tulis penelitian yang dipimpin Abdullah Gohar. Dia adalah paleontolog di Mansoura University dan peneliti di Egyptian Environmental Affairs Agency.

"Protocetids adalah paus Eosen yang mewakili tahap semiakuatik yang unik dalam transformasi evolusioner yang dramatis itu."