Perubahan Iklim Dapat Memengaruhi Ukuran Tubuh dan Otak Kita

By Wawan Setiawan, Jumat, 27 Agustus 2021 | 12:00 WIB
Studi ini didasarkan pada data lebih dari 300 fosil yang berasal dari keluarga 'Homo'. (ETX Studio)

Seperti yang dilansir dari Techexplorist.com, Dr. Manuel Will di University of Tubingen, Jerman, yang merupakan penulis pertama studi tersebut, mengatakan, “Faktor yang berbeda menentukan ukuran otak dan ukuran tubuh – mereka tidak berada di bawah tekanan evolusi yang sama. Lingkungan memiliki pengaruh yang jauh lebih besar pada ukuran tubuh kita daripada ukuran otak kita.” Hasil studi dari Dr. Will ini telah diterbitkan dalam Jurnal Nature Communications pada 8 Juli 2021 yang berjudul ‘Different environmental variables predict body and brain size evolution in Homo’.

Menurut para ilmuwan, iklim yang hangat dapat menyebabkan ukuran tubuh yang lebih kecil, sedangkan iklim yang lebih dingin, cenderung membuat ukuran tubuh manusia jauh lebih besar. Bukan hanya itu, ukuran otak pun ikut berubah mengikuti evolusi ukuran tubuh.

“Ada pengaruh lingkungan tidak langsung pada ukuran otak di area yang lebih stabil dan terbuka: jumlah nutrisi yang diperoleh dari lingkungan harus cukup untuk memungkinkan pemeliharaan dan pertumbuhan otak kita yang besar dan terutama kebutuhan energi.” kata Will.

Baca Juga: Sepasang Mata Tumbuh dari 'Otak Mini' yang Diciptakan di Laboratorium

Iklim dingin mendorong evolusi ukuran tubuh yang lebih besar, sementara iklim yang lebih hangat menyebabkan tubuh lebih kecil. (Nina Massey/ Canberra Times)

 

Berdasarkan pada data pengukuran tubuh dan otak dari 300 fosil milik genus Homo yang ditemukan di seluruh dunia, ilmuwan mencoba merekonstruksi iklim regional dunia selama jutaan tahun terakhir.

Cara ini dilakukan agar kita dapat mempelajari bagaimana perubahan iklim bisa berpengaruh pada kehidupan manusia. Bahkan, mereka juga dapat menunjukkan secara persis iklim yang sedang terjadi pada setiap fosil ketika masih hidup.

Profesor Andrea Manica, seorang peneliti di Departemen Zoologi Universitas Cambridge yang memimpin penelitian tersebut, mengatakan, “Studi kami menunjukkan bahwa iklim—khususnya suhu—telah menjadi pendorong utama perubahan ukuran tubuh selama jutaan tahun terakhir. Kita dapat melihat dari orang-orang yang hidup saat ini bahwa mereka yang tinggal di iklim yang lebih hangat cenderung lebih kecil, dan mereka yang tinggal di iklim yang lebih dingin cenderung lebih besar. Kita sekarang tahu bahwa pengaruh iklim telah berpengaruh selama jutaan tahun terakhir.”

Baca Juga: Penemuan Fosil Langka Jaringan Saraf, Ungkap Evolusi Otak Artropoda

Beberapa fosil yang dipelajari oleh ilmuwan untuk mengetahui iklim apa yang sedang terjadi saat masih hidup. (University of Cambridge)

Ilmuwan juga menemukan bahwa ukuran otak genus Homo ikut terpengaruh oleh faktor lingkungannya saat itu. Homo yang hidup di area bervegetasi sedikit, seperti stepa dan padang rumput, memiliki ukuran otak lebih besar. Karena mereka yang hidup di habitat seperti ini seringkali melakukan perburuan hewan-hewan besar, sehingga mendorong otak mereka untuk berpikir lebih kompleks dan membuatnya menjadi lebih besar.

“Ada bukti bagus bahwa tubuh manusia dan ukuran otak terus berevolusi. Fisik manusia masih beradaptasi dengan suhu yang berbeda, dengan orang bertubuh lebih besar yang tinggal di iklim yang lebih dingin saat ini. Ukuran otak pada spesies kita tampaknya telah menyusut sejak awal Holosen (sekitar 11.650 tahun yang lalu). Meningkatnya ketergantungan pada teknologi, seperti mengalihkan tugas-tugas kompleks kepada komputer, dapat menyebabkan otak semakin menyusut selama beberapa ribu tahun ke depan,” kata para ilmuwan.

Studi baru ini juga menemukan bahwa faktor lain di luar lingkungan lebih utama mendorong otak yang lebih besar dibandingkan iklim.

Baca Juga: Misteri di Balik Penemuan Otak Berusia 2.600 Tahun yang Masih Utuh