Kerangka Sepasang Kekasih di Tiongkok: Bukti Pengorbanan Cinta

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Sabtu, 28 Agustus 2021 | 10:00 WIB
Kuburan sepasang kekasih di Xianbei, Tiongkok, yang memberi gambaran pada kita tentang asimilasi budaya di masa lalu, terutama terkait cinta sejati. (Qian Wang)

Baca Juga: Kontroversi Anak Lapedo: Hasil Kawin Silang Manusia dan Neanderthal?

Areal pemakaman di Xianbei ini berisi sekitar 600 kuburan. Jika dilihat dari letak kawasannya, daerah ini berada di kekuasaan kelompok nomaden kuno di Tiongkok utara yang berasimilasi dengan budaya masa Dinasti Han, dan Wei Utara. Ciri budaya itu diungkap para arkeolog juga berkat barang keramik yang ditemukan di kuburan.

Jika ditilik dari budaya pada milenium pertama, ketika pasangan ini masih hidup, kemampuan untuk mengekspresikan dan mengejar cinta secara bebas di Tiongkok menjadi hal yang 'menonjol' secara budaya, tulis para peneliti. 

Cincin logam yang dikenakan oleh kerangka wanita di tangan kirinya. (Qian Wang)

Ada banyak kisah cinta fiksi hingga catatan sejarah tentang orang-orang yang mengorbankan nyawanya sendiri demi cinta. Wang berpendapat bahwa sang wanita mengejar cinta dan mati dengan bunuh diri demi penerimaan cinta yang belum tersampaikan.

"Pertunjukkan unik dari rasa cinta manusia dalam kuburan, menawarkan pandangan langka perjalanan menuju cinta, kehidupan, kematian, dan kehidupan setelah kematian," Wang berpendapat.

Namun keadaan yang menyebabkan sepasang kekasih ini masihlah misteri yang belum dipecahkan para peneliti.

Baca Juga: Dua Spesies Dinosaurus Baru Diidentifikasi Berasal dari Tiongkok

Para arkeolog juga menemukan dua pasangan lain yang terkbur bersama di areal sekitar. Namun, pasangan lain ini tidak berpelukan dengan erat, dan para wanita tidak mengenakan cincin, terang Wang.

Yang jelas, siapa pun yang menguburkan pasangan itu pasti melakukannya dengan hati-hati. Sebab tubuh pria itu melengkung ke arah wanita, dan lengan kirinya terletak di bawah tubuh si wanita. Lengan kanan pria itu juga memeluknya, dengan tangan yang bertumpu di pinggang.

Tubuh wanita itu ditempatkan dalam posisi untuk dipeluk. Kepalanya menghadap sedikit ke bawah, yang diperkirakan wajahnya bisa bersandar di bahu pria, dan lengan yang memeluk tubuh pria.

Para peneliti menyajikan perkiraan lainnya bagaimana pasangan itu bisa berakhir di liang yang sama. Sepasang kekasih ini tidak meninggal pada saat yang sama karena kekerasan, penyakit atau keracunan, sebab belum ada bukti yang kuat terkait itu.

Kemungkinan lainnya adalah wanita yang lebih meninggal lebih dulu, dan sang suami mengorbankan dirinya sendiri. Namun pendapat itu adalah kemungkinan kecil, karena wanita tersebut tampaknya memiliki kesehatan yang lebih baik dari pasangannya, ujar Wang.

Baca Juga: Fosil Tengkorak Homo Longi di Harbin, Tiongkok Berusia 146.000 Tahun