Ini Mungkin 'Kubus Heisenberg' Program Nuklir Gagal Nazi, Kata Ilmuwan

By Wawan Setiawan, Minggu, 29 Agustus 2021 | 10:00 WIB
Salah satu 'kubus Heisenberg' pulih dari program senjata atom Nazi yang gagal. (John T. Consoli/University of Maryland)

Nationalgeographic.co.id - Para ilmuwan hampir membuktikan bahwa kubus uranium yang mereka temukan adalah bagian dari program nuklir rahasia Perang Dunia II Jerman. Ternyata, Nazi mencoba mengembangkan senjata nuklir selama Perang Dunia II tersebut. Kubus uranium di laboratorium Washington ini mungkin merupakan bagian dari program rahasia itu.

Meskipun pada akhirnya Amerika Serikat yang berhasil mengembangkan dan menyebarkan bom atom pertama di dunia, tetapi jauh sebelum berakhirnya Perang Dunia II, sepertinya Nazi telah mengerjakan program setara, dengan harapan dapat menggunakan senjata nuklir tersebut untuk mengeklaim kemenangan atas Sekutu.

Penelitian yang mutakhir ini, merupakan upaya rahasia Nazi dalam mengembangkan bom atom, sebuah hasil yang dapat membalikkan Perang Dunia II jika saja berhasil. Untungnya, mereka gagal melakukan hal itu.

Baca Juga: Seorang Guru Sejarah Menemukan Tempat Penyimpanan Rahasia Artefak Nazi

Salah satu dari sedikit peninggalan yang masih hidup dari era ini adalah apa yang dikenal sebagai 'kubus Heisenberg' yaitu blok uranium yang disimpan di Pacific Northwest National Laboratory (PPNL) yang telah lama dicurigai sebagai peninggalan dari program nuklir Jerman dan telah menjadi subjek studi ilmuwan selama beberapa dekade. Selain wawasan sejarah, kubus langka itu juga dapat digunakan sebagai perangkat pelatihan dalam upaya mencegah perdagangan gelap bahan nuklir modern.

Ilmuwan forensik nuklir Jon Schwantes mengangkat kubus uranium yang disimpan di Laboratorium Nasional Pacific Northwest. (Andrea Starr)

"Bagian pertama dari penelitian ini sebenarnya untuk mengumpulkan informasi sebanyak mungkin," kata Brittany Robertson dari Oregon State University kepada Vice. "Untuk benar-benar melakukan forensik nuklir, Anda harus memiliki beberapa pengukuran yang diidentifikasi, serta dapat menarik wawasan tentang apa yang Anda coba buktikan," terangnya.

Dia juga menambahkan,“Untuk memiliki wawasan itu, kami harus banyak membaca, baik dari perspektif sejarah, juga dari beberapa dokumen yang keluar dari deklasifikasi, atau surat-surat yang dirilis dan didigitalkan yang dipertukarkan antar ilmuwan.”

Menurut Jon Schwantes, ilmuwan senior di PNNL dan peneliti utama kubus uranium tersebut, mengatakan, “Meskipun sains itu menyenangkan dan menarik, ia memiliki aplikasi dunia nyata, mudah-mudahan hal ini dapat berguna untuk operasi ilmu forensik nuklir.”

Sejarah artefak ini sendiri, memberikan gambaran sekilas yang menarik mengenai adanya perlombaan nuklir antara Jerman dan AS pada saat itu.

Baca Juga: Kenangan Prajurit Soviet Terakhir yang Membebaskan Auschwitz dari Nazi

Pada tahun 1945, ratusan kubus uranium milik Jerman telah disita oleh sekutu dalam misinya. Meskipun pada akhirnya, kubus-kubus tersebut sebagian telah menghilang entah ke mana. Banyak dugaan yang muncul bahwa kubus tersebut masuk ke dalam program nuklir milik Amerika.

Akan tetapi, lusinan kubus yang ditemukan oleh para peneliti dari berbagai koleksi, di antaranya mungkin berasal dari pusat penelitian Jerman pada masa perang yang dipimpin oleh Werner Heisenberg dan Kurt Diebner. Heisenberg adalah salah satu ilmuwan Jerman yang mengelola fasilitas di Berlin, sementara rekannya Diebner merupakan ilmuwan yang bekerja di Gottow. Keduanya diyakini oleh para peneliti adalah pemilik dari kubus-kubus tersebut yang dikirim melalui Departemen Energi AS ke laboratorium selama tahun 1990-an. Namun, secara resmi belum mereka konfirmasikan asal-usulnya.